Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kuasai Bahasa Daerah, Kunci Berbelanja Murah
Oleh : dd
Minggu | 12-08-2012 | 14:59 WIB
pasaman-barat.gif Honda-Batam
Salah satu sudut Kota Pasaman, Sumatera Barat.

SIMPANG EMPAT, batamtoday - Pasar yang terletak di Simpang Empat, Pasaman Barat ini merupakan pusat perbelanjaan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Namun pasar ini lebih dikenal dengan sebutan "Pasar Simpang Ampek".


Kendati harga yang ditawarkan para pedagang di sini melambung, namun harga itu akan turun drastis ketika menggunakan bahasa daerah setempat. Seperti yang terjadi di sebuah toko sepatu. Pedagang di toko tersebut dengan spontan menurunkan harga kepada seorang yang sebahasa dengannya.

Namun tidak demikian halnya, jika seseorang sama sekali memiliki lidah yang kelu, melantunkan bahasa daerah setempat. Harga itu akan terus dipertahankan, meskipun tawar menawar harga berlangsung alot.

"Ba'a carito ni, baa kado maha harago  sipatutu ni, gak kah bisa kurang harago ni. Urang nan taditu baa maha bana balinyo," ujar Tati, mempertanyakan harga yang dibeli seorang dengan logat Jakarta itu sebelumnya.

Pedagang sepatu tersebut dengan sedikit bercanda menjawab bahwa pembeli yang berbahasa dengan logat Jakarta itu merupakan pembeli tahunan, yang belum tentu kedatangnya di toko itu, setahun sekali.

"Gak papo ni, inyokan urang pandatang disiko, bilo kan datang, indak jaleh juo di awak, kalo jo uni, dikorangi ajolah ndak baa tu. Jadi bara talok uni haragonyo, bak jaleh di awak," ujarnya seraya merayu pembeli kedua.

Hal yang sama akan ditemui ketika berhadapan dengan pedagang buah. Rata-rata nenek moyang  mereka berasal dari daerah Sumatera Utara khususnya Tapanuli. Sehingga kembali bahasa sebagai kata kunci untuk mendapatkan harga yang sesuai dengan selera pembelinya.

"Sajia jakna sakilo somangko on kang, aso maoltu. Ngabisa urang be," ujar Syawal ketika menawar harga buah semangka.

Meski penurunan harga mencapai Rp500 per kilonya, namun hal itu cukup berarti, manakala di tempat lain harga itu tidak bisa dikurangi, jika menggunakan Bahasa Indonesia.

Kendati Bahasa Indonesia telah dideklarasikan sebagai pemersatu bangsa, dan bahkan beraneka ragam suku telah mendiami tempat itu, namun untuk hal tertentu, bahasa daerah setempat, sangat berpengaruh terhadap ekonomi seseorang.

Laporan langsung Khoiruddin Nasution dari Pasaman, Sumatera Barat