Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Blue Bird Bukan Ancaman Taksi Lain di Batam
Oleh : ocep/dd
Sabtu | 11-08-2012 | 11:03 WIB

BATAM, batamtoday - Setelah mencermati polemik dan masukan dalam beberapa hari terakhir, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) meyakini Taksi Blue Bird tidak akan menjadi ancaman bagi taksi lain yang sudah beroperasi di Kota Batam.


Hal itu disampaikan Ketua KPPU Tajuddin Noer Said usai diskusi Persaingan Sehat dalam Industri Kapal dan Lepas Pantai di Harris Hotel, Jumat (10/8/2012) malam.

Dijelaskannya, saat ini KPPU telah mengidentifikasi bahwa sektor transportasi publik di Kota Batam telah menjadi sektor strategis sehingga perlu mencermati kondisi persaingannya.

Terbukti lima tahun lalu, KPPU menerima pengaduan dari masyarakat mengenai hambatan pengoperasian taksi berargo di Bandara Hang Nadim.

Dan masalah ini telah diputuskan KPPU dengan menerbitkan keputusan bernomor 28/KPPU-I/2007 tentang Jasa Pelayanan Taksi di Kota Batam.

Dimana dalam amar putusan, KPPU diantaranya memberikan jangka waktu kepada sejumlah operator taksi Terlapor untuk membuka kesempatan usaha taksi lain selambatnya enam bulan sejak putusan itu inkrah.

Dan persoalan pertaksian terkini yang dicermati KPPU adalah perubahan kebijakan terkait izin operasi taksi argo Blue Bird di Kota Batam.

"Dalam hal ini kami menilai Taksi Blue Bird bukanlah merupakan ancaman bagi operator taksi lain di Batam," tegasnya.

Pemerintah daerah sendiri, dinilai KPPU, telah melupakan substansi dari UU No.5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak sehat, dalam menentukan kebijakannya.

Padahal, kata Tajuddin, persaingan sehat adalah prinsip utama memicu bisnis pertaksian untuk memperbaiki diri agar mampu berkompetisi.

"Kasus ini betul-betul mengenaskan. Ada yang mau masuk ke Batam kemudian didemo kemudian izinnya dicabut. Jadi besok kalau kita tidak inginkan sebuah hotel berdiri, 10 orang kita bayar demo, bisa-bisa dibongkar itu hotel. Itu di mana kepastian hukumnya?" tanya dia.

KPPU, katanya mengkhawatirkan para pejabat yang dipilih oleh rakyat takut berbeda pendapat dengan bagian dari rakyatnya karena takut tidak dipilih kembali.

"Itu berbahaya, itu egois namanya. Jangan-jangan, satu-satunya kota internasional yang taksinya itu tidak ada argo cuma Batam," ketus Tajuddin.