Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sukses Jadi Tuan Rumah KTT G20

Indonesia Mampu Hindari Gesekan Geopolitik yang Terjadi di Dunia
Oleh : Irawan
Kamis | 17-11-2022 | 16:04 WIB
misbakhun_b.jpg Honda-Batam
Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun dalam Diskusi Dialektika Demokrasi di Media Center MPR/DPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (17/11/2022)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menilai Indonesia sukses menjadi tuan rumah KTT G20 di tengah gesekan geopolitik yang terjadi di dunia.

Adapun gesekan geopolitik yang dimaksud yakni terkait perang dagang antara China dengan Amerika Serikat, dan yang terbaru yakni tentang perang antara Rusia dengan Ukraina.

"Terbukti pada waktu itu orang mengiranya karena perang dagang karena pada saat rangkaian World Bank Annual Meeting di Bali juga tahun 2018 semua respons itu akibat perang dagang antara Amerika dan China," kata Misbakhun dalam Diskusi Dialektika Demokrasi di Media Center MPR/DPR, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (17/11/2022).

"Kemudian di 2022 lahirlah konflik baru di Ukraina. Di tahun 2020-nya kita menghadapi situasi pandemi (Covid-19)," sambung dia.

Selain perang dan pandemi, Misbakhun juga menyoroti kebutuhan pangan serta energi yang dijadikan alat perang untuk melakukan bargaining atau proses tawar menawar.

"Ketika dampak perang dan pandemi itu ujungnya menyangkut keadilan sosial masyarakat situasi global yang tidak stabil dan kemudian memberikan ancaman kepada eksistensi perdamaian dunia yang berdampak pada tingkat kesejahteraan manusia," tutur politikus Partai Golkar itu.

Oleh karena itu, ia meyakini bahwa tuan rumah perhelatan G20 berikutnya akan menjadikan Indonesia sebagai standar baru kesuksesan acara pertemuan para pimpinan serta delegasi dunia tersebut.

"Bagaimana situasi keras bisa landai ini di luar ekspektasi (bahkan) melebihi ekspektasi semua. Dan saya juga tidak bisa memperkirakan bahwa semua isu itu bisa diselesaikan dengan sangat penuh pengertian penuh perdamaian, baik melakukan pertemuan unilateral maupun bilateral," tutur dia.

"Dan saya yakin tuan rumah presidensi G20 yang akan datang akan menjadikan G20 summit kemarin di bali menjadi standard baru mereka saya yakin," tukas dia.

Di tempat sama, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Maman Imanulhaq mengatakan satu hal menarik politik luar negeri yang diperankan Indonesia.

"Politik bebas aktif Indonesia ini menjadikan kita bisa tersenyum melihat Presiden Amerika Joe Biden bisa salaman dengan Presiden China, Xi Jinping," ucap Maman.

Hal lain yang juga mendapat apluas Maman adalah kondisi permasalahan dunia yang begitu tegang dan diperkirakan akan membuat perdebatan di KTT G20 begitu serius bisa diredam oleh Indonesia selaku tuan rumah.

"Ada bahasa lain di samping politik yang keras yaitu bahasa cinta, yang disuguhi lewat budaya misalnya. Bagaimana misalnya lagu Denpasar Moon itu mendapat apresiasi dari Xi Jinping," kata Anggota Komisi VIII DPR ini.

Sukses gelaran KTT G20 di Bali juga diapresiasi Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta yang bersyukur karena KTT G20 di Bali berlangsung baik, tenang dan produktif.

"Produktif karena bisa menghasilkan satu produk yang disepakati bersama yang disebut Bali Leader’s Declaration ataupun Deklarasi Pemimpin Negara G20 yang dibuat di Bali," sebut Arif.

Terkait pidato Presiden Joko Widodo, Arif mengatakan ada pernyataan penting Presiden Jokowi yang menekankan kepada negara-negara G20 untuk menghentikan perang.

"Karena syarat untuk membangun kegiatan ekonomi itu adalah perdamaian. Syarat mendistribusikan keadilan sosial adalah menciptakan suasana damai," kata Arif.

Bukan hanya melalui pernyataan, Presiden Jokowi juga agenda jamuan makan malam, agenda penanaman pohon bersama, dan lainnya.

"Itu adalah ruang-ruang informal terbuka kepada seluruh pemimpin dunia yang hadir, untuk membangun dialog dalam upaya mengakhiri konflik membangun ruang dialog yang kontinyu. Itulah yang disebut dengan soft diplomacy," tegas Arif.

Sementara itu, Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana memberi perhatian besar pada sukses penyelenggraan KTT G20 Bali terkait keselamatan dan keamanan dari kepala pemerintah, kepala negara yang hadir.

Indikator lainnya, adalah KTT G20 di Bali berhasil membuat Deklarasi G20 Bali terkait perang di Ukraina.

"Yang penting adalah kesepakatan-kesepakatan dan komitmen dari negara-negara G20 menjalankan apa yang sudah dibahas. Ini menurut saya penyelenggaraan KTT dengan berbagai kesepakatan sudah bagus sekali dan sudah selesai," kata Hikmahanto.

Editor: Surya