Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Meraih Untung dari Kibaran Merah Putih
Oleh : Irwan Hirzal/Dodo
Rabu | 08-08-2012 | 14:13 WIB

BATAM, batamtoday - Tanggal 17 Agustus menjadi tanggal bersejarah bagi Indonesia. Di tanggal itulah tonggak kemerdekaan negeri ini ditancapkan dengan pengorbanan nyawa, darah dan air mata dari para pendiri negeri.


Kini 67 tahun sudah, Indonesia mengenyam kemerdakaan. Peringatan moment bersejarah itu hanya tinggal hitungan hari lagi dan kebetulan moment peringatan kemerdekaan tahun ini sama seperti saat diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta, yakni bertepatan di bulan Ramadhan.

Geliat peringatan sudah tampak dan jadi sumber pendapatan alternatif tahunan bagi para warga yang kreatif memanfaatkan moment. Seperti halnya, para pedagang bendera di Batam.

Adalah Dian (33), warga Bengkong yang sehari-hari berjualan makanan dan minuman di sekitar kawasan Megawisata Ocarina. Jelang peringatan kemerdekaan, dia banting stir menjadi penjual bendera. di kawasan Simpang Patung Kuda Sungai Panas.

"Ada hikmah yang bisa saya ambil, kalau tetap berjualan makanan dan minuman pasti berkurang omzetnya karena puasa sehingga saya memutuskan untuk berjualan bendera," kata Dian dengan wajah ceria meski berpuasa, Rabu (8/8/2012).

Dian mengatakan dirinya mulai membuka lapak berjualan bendera pada pukul 9.00 WIB. Hal itu tetap dilakoninya meski panas terik menerpa tubuhnya.

Berbagai ukuran bendera dia jual. Mulai bendera berukuran kecil, sedang dan besar serta pernak-pernik merah putih seperti pita, umbul-umbul maupun lampion mini. Harga yang dipatoknya bervariasi mulai Rp5 ribu hingga Rp70 ribu per helai bendera.

Tak lupa, perangkat pendukung seperti tiang yang terbuat dari kayu maupun besi turut dia jual. "Lumayan, untungnya bisa dipakai untuk bekal pulang kampung," kata Dian yang mengaku berasal dari Provinsi Jawa Tengah.

Dian mengaku keuntungan yang diraup bisa mencapai Rp10 ribu per bendera. Untuk ukuran kecil, dia mendapatkan untung Rp1.500 minimalnya. 

Sementara, bendera-bendera yang dijajakannya berasal dari seorang pemasok yang merupakan tetangganya sendiri.

"Modal jualan saya ini hanya kepercayaan saja. Tetangga saya tidak minta deposit atau jaminan. Saya akan menjaga kepercayaan yang diberikan karena hal itu adalah amanah," ujarnya.

Setiap harinya Dian mendapatkan minimal lima pembeli bendera dengan keuntungan yang sangat lumayan dan disebutnya mampu menopang ekonomi sehari-hari bersama istri serta dua anaknya.

Dari pengamatan batamtoday, ada hal yang patut diacungi jempol kepada seorang Dian. Dia tidak pernah mau membiarkan bendera Merah Putih terurai hingga menyentuh tanah.

"Itu cara saya menghormati para pendiri negeri ini. Jangan sampai bendera negara terkulai di tanah," ucapnya.

Tak lama kemudian, seorang pembeli bendera menyela perbincangan batamtoday dengan Dian. Satu bendera lagi laku dan disambut senyum syukur terlihat dari mulut Dian.

"Rata-rata yang beli mengaku kalau bendera yang lama sudah usang atau pudar warnanya," kata dia.

Meski meraup untung yang lumayan, Dian menyadari berjualan bendera adalah bisnis tahunan. Dia mengaku, jika moment peringatan kemerdekaan telah usai, dirinya akan kembali berjualan makanan dan minuman, sebuah aktivitas ekonomi yang selama ini menopang diri dan keluarganya.