Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dedi Kurnia Ramalkan 4 Menteri Ini akan Dicopot Jokowi
Oleh : Redaksi
Rabu | 15-06-2022 | 09:24 WIB
A-dedikurnia-syah.jpg Honda-Batam
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Di tengah munculnya wacana perombakan kabinet yang dikabarkan dilakukan hari ini, Rabu (15/6/2022), Presiden Joko Widodo diingatkan untuk mengevaluasi beberapa menteri yang dianggap gagal karena memiliki kinerja buruk.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengatakan, ada beberapa pembantu Jokowi yang kerjanya buruk. Ia menyebutkan salah satunya adalah Menteri Perdagangan M. Lutfhi. Ia dinilai punya masalah kinerja karena tidak berhasil mengawal proses perdagangan nasional.

"Mendag punya masalah soal kinerja, dan layak diganti karena kegagalanya mengawal perdagangan nasional yang berimbas pada publik," demikian kata Dedi, seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/6/2022).

Selain itu, menteri lainnya yang perlu mendapatkan catatan penting adalah Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil.

Pengamat jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berpendapat karena alasan harus ada partai yang bergabung ke pemerintah, ada beberapa menteri yang perlu dicukupkan untuk bersama pemerintah. Artinya, selain faktor kinerja, alasan politik akomodir juga menjadi faktor perombakan kabinet Jokowi.

"Untuk itu Mendag, Menteri ATR, Menaker atau Mentan, dirasa cukup sudah membersamai pemerintah. Meskipun dengan alasan yang berbeda, beberapa karena kinerja buruk, beberapa lainnya bisa saja soal akomodasi yang sudah selesai," jelas Dedi.

Saat ditanya apakah Jokowi akan melakukan reshuffle, Dedi mengaku kesulitan membaca peluang realisasi perombakan. Sebab, meski Jokowi memiliki hak prerogatif, situasi hari ini lebih mungkin perombakan merupakan keputusan kolektif koalisi pemerintah, utamanya PDIP.

"Satu sisi memang kedaulatan Jokowi tidak menonjol, sisi lain reshuffle bisa saja soal akomodasi politik, belum tentu soal kinerja," pungkasnya.

Sumber: RMOL
Editor: Dardani