Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menkes Ungkap Sudah Ada 15 Kasus Hepatitis Akut Misterius di Indonesia
Oleh : Redaksi
Selasa | 10-05-2022 | 10:08 WIB
menkes-hepatitis.jpg Honda-Batam
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Foto: Tangkapan Layar)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin melaporkan adanya penambahan kasus hepatitis akut misterius di Indonesia. Tercatat ada 15 kasus yang ditemukan sejak 27 April 2022.

"Tanggal 27 April, jadi 4 hari sesudah WHO menyampaikan adanya outbreak di Eropa ini, Indonesia menemukan tiga kasus di Jakarta," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (9/5/2022).

"Tanggal 27 April itu kita sudah langsung mengeluarkan surat edaran agar semua rumah sakit dan dinas kesehatan melakukan surveilans terhadap kasus ini. 30 April Singapura mengumumkan kasus yang pertama dan sampai sekarang kondisinya di Indonesia ada 15 kasus," lanjutnya.

Karena itu, Menkes memperingatkan masyarakat untuk waspada terhadap kasus hepatitis 'misterius' yang telah terdeteksi di Indonesia.

Ia menjelaskan penyakit ini umumnya menyerang anak-anak yang berusia di bawah 16 tahun.

"Penyakit ini menyerang (anak-anak) di bawah 16 tahun, lebih banyak lagi di bawah 5 tahun," kata Menkes Budi dalam konferensi pers Senin (9/5/2022).

Untuk itu, Menkes mengimbau agar masyarakat lebih waspada jika gejala dari penyakit hepatitis ini muncul.

Jika gejala seperti buang air besar dan demam muncul, Menkes mengimbau agar memeriksakan anak dengan pemeriksaan SGOT dan SGPT.

"Biasanya kalau dia buang air besar dan kemudian mulai ada demam, nah itu di cek SGPT & SGOT-nya. kalau sudah di atas 100, lebih baik dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat," jelas Menkes Budi.

"Karena, SGPT & SGOT normalnya itu di level 30-an. Kalau sudah naik agak tinggi, sebaiknya diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat," lanjutnya.

Dikutip dari EMedicineHealth, SGPT SGOT adalah tes darah yang membantu mengetahui fungsi hati atau liver. Cara kerjanya dengan mengukur kadar aspartat aminotransferase dalam darah.

Jika terlalu banyak enzim ini, bisa mengindikasikan adanya masalah seperti kerusakan hati. Umumnya, tes ini dilakukan jika seseorang mengalami gejala-gejala hepatitis B atau C.

Menkes menambahkan, berdasarkan pencarian hingga kini, kemungkinan besar penyebab hepatitis misterius yang merebak di sejumlah negara termasuk RI adalah adenovirus 41.

Namun catatannya, banyak juga ditemukan pasien hepatitis yang tidak terjangkit virus tersebut.

"Kami sudah melakukan koordinasi dan diskusi dengan teman-teman dari CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) Amerika Serikat dan Inggris sehari sesudah Lebaran dan kami sudah mendapatkan banyak informasi, mereka memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini," ujarnya.

"Sekarang penelitian sudah dilakukan bersama-sama oleh Indonesia bekerja sama dengan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan bekerja sama dengan Amerika dan Inggris untuk mendeteksi secara cepat penyebab penyakit ini," imbuh Menkes.

Meski belum kepastian terkait penyebab hepatitis akut yang kini menyebar, Menkes menyebut, terdapat kemungkinan penyakit ini disebabkan oleh adenovirus strain 41.

Namun ia juga memberi catatan, virus ini tidak ditemukan pada semua pasien hepatitis.

"Kemungkinan besar adalah adenovirus strain 41. Tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada adenovirus strain 41 ini. Jadi kita masih melakukan penelitian ini bersama-sama dengan Inggris dan Amerika Serikat untuk memastikan penyebabnya," pungkas Menkes.

Editor: Surya