Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemenkes Nilai Hepatitis Akut Bisa Jadi Wabah Baru Setelah Covid-19
Oleh : Redaksi
Minggu | 08-05-2022 | 16:34 WIB
hepatitis_akut1b2.jpg Honda-Batam
Ilustrasi (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan hepatitis akut dapat menjadi wabah atau pandemi. Penyakit tersebut merupakan golongan baru yang menular, setelah Covid-19.

"Karena tergolong penyakit baru dan menular maka dikategorikan sebagai penyakit berpotensi wabah kalau tidak kita waspada dan meningkatkan surveilens," kata juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Minggu (8/5/2022).

Nadia mengatakan surveilans kesehatan merupakan pengamatan sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi penyakit.

Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengendalikan dan menanggulangi penyakit.

Kemenkes terus mempelajari dan meneliti penyakit hepatitis akut yang menimpa tiga anak di Indonesia.

Nadia mengimbau seluruh lapisan masyarakat meningkatkan kewaspdaaan dan penerapan protokol kesehatan.

"Serta menerapkan kebersihan sanitasi personal juga mengenali tanda dan gejala dini supaya bisa dilakukan kontak tracing dan penanganan lebih cepat," ungkapnya.

Kemenkes, kata Nadia, telah mendapatkan laporan sindrom kuning pada anak di sejumlah wilayah. Laporan itu masih diperiksa untuk mengetahui apakah ada kaitannya dengan hepatitis akut atau tidak.

"Ada laporan sindrom kuning tapi masih proses verifikasi, ya," katanya.

Nadia enggan menyebutkan berapa jumlah dan wilayah mana saja laporan itu berasal. Namun, dia memastikan pemeriksaan laboratorium akan dilakukan dalam waktu 10-14 hari ke depan.

"Tapi kalau untuk suspek saat ini masih tetap tiga ya," ucap Nadia.

Setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan secara resmi kejadian luar biasa (KLB) kasus hepatitis akut misterius pada 15 April 2022, jumlah laporan dari berbagai negara terus bertambah.

Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara, yaitu Inggris 114 orang, Spanyol 13 orang, Israel 12 orang, Amerika Serikat 9 orang, Denmark 6 orang, Irlandia 5 orang, Belanda 4 orang, Italia 4 orang, Norwegia 2 orang, Perancis 2 orang, Romania 1 orang, dan Belgia 1 orang dengan kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.

Sebanyak 17 anak atau sekitar 10 persen memerlukan transplantasi hati dan satu kasus dilaporkan meninggal. Melihat kondisi tersebut, Kemenkes meningkatkan kewaspadaan terhadap KLB hepatitis akut dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) pada 27 April 2022.

Editor: Surya