Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Minyak Goreng Stabil, Stabil Mahal!
Oleh : Redaksi
Kamis | 05-05-2022 | 13:29 WIB
A-HARGA-MINYAK-GORENG_jpg2.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Pengunjung melihat minyak goreng yang dijual di Hypermart, Pejaten Village, Senin (2/4/2022). (Foto: CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Akhir pekan lalu, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) menembus rekor baru. Bagaimanakah perkembangan harga minyak goreng di Tanah Air? Apakah ikut-ikutan tambah mahal, atau kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor CPO sudah membuahkan hasil?

Akhir pekan lalu, harga CPO di Bursa Malaysia ditutup di MYR 7.104/ton. Melonjak 2,75% dari hari sebelumnya sekaligus jadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Tren kenaikan harga CPO terus terjaga. Dalam seminggu terakhir, harga komoditas ini naik 11,79%. Selama sebulan ke belakang harga naik 19,8%. Dibandingkan setahun lalu, harga melonjak 83,66%.

Wang Tao, Analis Pasar Reuters, memperkirakan harga CPO masih bisa naik lagi. Dia menilai harga CPO akan menguji titik resistance MYR 7.107/ton. Jika tertembus, maka harga akan melanjutkan kenaikan ke rentang MYR 7.239-7.419/ton.

Lonjakan harga CPO tidak lepas dari kebijakan di Indonesia, negara produsen sekaligus eksportir nomor satu dunia. Mulai 28 April 2022, Presiden Jokowi memutuskan melarang ekspor CPO dan produk-produk turunannya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 11 negara yang menjadi pasar terbesar CPO Indonesia adalah China, India, Pakistan, Amerika Serikat (AS), Bangladesh, Malaysia, Mesir, Spanyol, Myanmar, Rusia, Filipina, dan Vietnam. Total nilai ekspor ke-11 negara tersebut menembus US$ 26,67 miliar tahun lalu. Sementara itu, nilai ekspor Januari-Maret 2022 ke 11 negara sudah menyentuh US$ 6,15 miliar.

Pada Januari-Maret 2022, India menjadi importir terbesar untuk Indonesia. India mengimpor CPO Indonesia senilai US$ 6,15 miliar. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat US$ 5,78 miliar.

Dilansir dari The Economic Times, Indonesia memasok sekitar 50% kebutuhan impor CPO untuk India sementara untuk Pakistan dan Bangladesh angkanya lebih tinggi lagi yakni 80%.

"Kebijakan Indonesia untuk melarang ekspor CPO tidak hanya mempengaruhi ketersediaan CPO tetapi juga minyak nabati di seluruh dunia," tutur James Fry, dari konsultan komoditas LMC International, seperti dikutip dari Reuters.

Setelah seminggu diberlakukannya kebijakan satu harga, yakni minyak goreng berbanderol Rp 14 ribu per liter, ternyata penyesuaian harga tersebut belum terjadi di pasar tradisional. Satu di antaranya Pasar Jaya Pondok Labu, Jakarta.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, Rabu (26/1/2022), harga minyak curah di Pasar Jaya Pondok Labu masih dipatok harga Rp 21 ribu per liternya dan minyak kemasan seharga Rp 20.000 per liter.

Tah Lan, seorang pedagang warung sembako di Pasar Pondok Labu ini menilai kebijakan pemerintah dengan memberikan subsidi harga minyak sudah bagus.

Tingginya harga CPO tentu membuat produsen di Indonesia tergiur untuk mengekspor. Kalau terus-menerus ekspor, dikhawatirkan pasokan dalam negeri akan terkuras sehingga harga produk turunan CPO akan naik. Terutama minyak goreng, yang sedang menjadi bahan perbincangan dari Istana Negara hingga pemukiman kumuh di pinggiran kota.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi memutuskan untuk melarang ekspor produk CPO dan berbagai turunannya, hingga minyak jelantah (used cooking oil). Langkah ini diharapkan mampu menjaga pasokan CPO di dalam negeri sehingga harga minyak goreng lebih terkendali.

Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata minyak goreng kemasan bermerek I di pasar tradisional per 28 April 2022 adalah Rp 27.050/kg. Tidak berubah dibandingkan hari sebelumnya, tetapi menjadi yang tertinggi sejak setidaknya 2016.

Harga minyak goreng sempat turun ke bawah Rp 27.000/kg pada 25-26 April. Namun semakin dekat menuju Hari Raya Idul Fitri, harga naik lagi.

Di pasar modern, harga rata-rata minyak goreng kemasan bermerek I adalah Rp 26.100/kg pada 29 April 2022. Harga stabil 27 April, tetapi jadi yang termahal sejak 2016.

Sumber: CNBC Indonesia
Editor: Dardani