Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Pangan Global Pecahkan Rekor Tertinggi Sejak 1990
Oleh : Redaksi
Minggu | 10-04-2022 | 14:32 WIB
gandum_ilustrasiib.jpg Honda-Batam
Gandum, ilustrasi (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Harga pangan global terpantau memecahkan rekor sebagai imbas dari konflik antara Ukraina dan Rusia. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) melaporkan pada Jumat (8/4/2022) lalu, bahwa indeks harga pangan telah mencapai level tertinggi sejak awal 1990.

Indeks harga pangan FAO, yang mengukur perubahan makanan internasional bulanan untuk komoditas yang berbeda, naik 17,9 poin dari Februari hingga Maret. Rata-ratanya 159,3 poin untuk Maret.

Rekor tertinggi terlihat pada kategori gandum, minyak sayur, dan daging. Gula dan produk yang terbuat dari susu juga naik signifikan.

Tercatat bahwa indeks harga minyak nabati FAO mencapai rekor tertinggi dengan kenaikan mendekati 47 poin dari Februari hingga Maret. Rata-ratanya 248,6 poin pada bulan Maret.

Indeks harga gandum naik mendekati 25 poin, rata-rata 170,1 poin pada Maret, sementara indeks harga daging naik 5,5 poin, rata-rata 120 poin pada Maret.

Indeks harga FAO untuk produk susu dan gula juga menunjukkan tren kenaikan. FAO mencatat bahwa tren kenaikan indeks harga minyak nabati dan gandum terkait dengan konflik di Ukraina, mengingat negara itu adalah pengekspor utama minyak bunga matahari dan gandum.

"Kenaikan bulan ini mencerminkan lonjakan harga gandum dan biji-bijian dunia, sebagian besar didorong oleh gangguan ekspor terkait konflik dari Ukraina dan Rusia. Hilangnya ekspor yang diperkirakan dari wilayah Laut Hitam memperburuk ketersediaan gandum global yang sudah tipis," kata FAO mengenai indeks minyak dan gandum.

FAO mencatat bahwa indeks minyak nabati naik karena harga minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari yang lebih tinggi. Indeks minyak biji bunga matahari internasional meningkat secara substansial pada Maret, didorong oleh berkurangnya pasokan ekspor di tengah konflik yang sedang berlangsung di wilayah Laut Hitam.

Harga minyak sawit, kedelai, dan rapeseed juga meningkat tajam, dipicu meningkatnya permintaan impor global akibat gangguan pasokan minyak bunga matahari.

Ada kekhawatiran bahwa harga pangan dapat meningkat jika invasi Rusia berlanjut. Hal itu bisa mengganggu masalah rantai pasokan yang sudah rapuh, dikutip dari laman The Hill, Jumat (9/4/2022).

Editor: Surya