Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Insiden Perampasan Kapal Bea Cukai

Negara tidak Boleh Kalah dengan Mafia
Oleh : Hendra Zaimi
Senin | 14-02-2011 | 16:59 WIB
Helmy_Hemilton_DPRD.jpg Honda-Batam

Helmy Hemilton anggota DPRD Kota Batam

Batam, batamtoday - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Batam prihatin atas insiden yang terjadi terhadap Bea Cukai Batam, karena dinilai sangat lemah dalam penindakan dan kurangnya koordinasi dengan aparat keamanan.

Demikian diungkapkan Helmy Hemilton, anggota Komisi I DPRD Kota Batam kepada batamtoday setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Kantor Pelayanan Umum (KPU) Bea dan Cukai Batam, terkait insiden perampasan kapal penyeludup oleh massa, Senin, 14 Februari 2011.

"Negara tidak boleh kalah dengan mafia," tegas Helmy.

Helmy mengatakan, seharusnya insiden kemarin tidak harus terjadi kalau pihak Bea dan Cukai sudah menjalankan prosedur dengan baik, karena pada saat melakukan penangkapan faktor keamanan dan kesiapan petugas sudah dipersiapkan sebelumnya.

"Kita tidak tahu kenapa ini bisa terjadi, seharusnya dalam melakukan penangkapan, Bea dan Cukai sudah mempersiapkan segalanya dengan baik," lanjutnya.

Helmy mengharapkan agar kasus ini dapat diusut tuntas oleh pihak Kepolisian khususnya Polresta Barelang untuk dapat menangkap oknum yang terlibat dalam insiden tersebut dikarenakan hal ini menyangkut harga diri penegak hukum.

Senada dengan Helmy, AA Sany yang merupakan koleganya di Komisi I DPRD kota Batam mengatakan, hal ini terjadi karena lemahnya koordinasi antara pihak Bea dan Cukai Batam dengan aparat keamanan lain yang ada, seharusnya koordinasi bukan hanya dilakukan terhadap Kepolisian saja,

"Seharusnya BC dapat melakukan koordinasi yang baik pada saat itu, sehingga insiden dapat diatasi pada saat itu. Masih ada penegak hukum lain yang bisa dihubungi, seperti TNI AL dan Bakorkamla," terangn AA. Sany.

AA Sany mengatakan dengan terjadinya insiden ini malah menghilangkan pencitraan yang baik dari pihak Bea dan Cukai Batam, karena gagal dalam melakukan standar pengamanan pada saat melakukan penangkapan dan kurangnya koordianasi dengan pihak keamanan.

"Masalah ini membuat harga diri BC lemah di mata masyarakat," lanjutnya.

Sementara itu, Suryana, Kabid Penindakan dan penyidikan (P2) Bea cukai Batam mengatakan, sejak awal mereka sudah melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian, namun dengan beberapa alasan seperti faktor keamanan petugas dan menyelamatkan aset negara, akhirnya mereka mengambil keputusan untuk mundur dari serangan massa.

"Keputusan itu diambil setelah berkoordinasi dengan Kapolresta Barelang, namun kami memaklumi, aparat kepolisian juga membutuhkan waktu dalam mempersiapkan personil, apalagi kejadian terjadi pada saat dini hari," kata Suryana.