Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemanasan Global Melanda Benua Antartika
Oleh : redaksi/hijauku
Selasa | 10-07-2012 | 11:56 WIB

BATAM, batamtoday - Pemanasan yang saat ini terjadi di benua Antartika berhubungan dengan fenomena berkurangnya es di laut dan meningkatnya suhu di udara.


Hal ini terungkap dalam siaran pers University of Melbourne yang diterbitkan pekan lalu. Professor Ian Simmonds peneliti dari School of Earth Sciences, University of Melbourne menyatakan, informasi baru yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan, kondisi di darat dan di udara sama-sama berperan penting dalam menyumbang peningkatan suhu di Antartika.

“Hilangnya es menyumbang kenaikan suhu daratan sementara pemanasan global menyebabkan meningkatnya sirkulasi di atmosfer dan menyumbang pada meningkatnya temperatur udara di Antartika,” ujar Professor Simmonds.

Dr James Screen dari lembaga yang sama, yang memimpin penelitian ini menyatakan, es berperan sebagai selimut terang (shiny lid) di atas samudra Antartika.

“Es di Antartika akan memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa. Namun saat es di laut mencair, jumlah panas yang diserap oleh air meningkat. Semakin hangat air laut, suhu atmosfer di atas laut juga naik,” ujarnya.

Professor Simmonds menyatakan, saat suhu di seluruh dunia naik, sirkulasi di atmosfer juga akan semakin intens. “Sirkulasi ini mengirim energi ke wilayah Antartika, meningkatkan temperatur atmosfer bumi,” tuturnya.

“Uap air adalah gas rumah kaca yang sangat kuat. Saat atmosfer bumi menghangat, tingkat kelembapan atmosfer meningkat, yang menjadi sinyal naiknya efek gas rumah kaca. Namun, di benua Antartika, kelembapan udara sangat rendah, sehingga sinyal efek gas rumah kaca ini juga lebih lemah dibanding wilayah-wilayah lain.”

“Walau efek gas rumah kaca di Antartika sangat kecil, dampak dari mencairnya es digabung dengan kiriman panas dari wilayah selatan lebih dari cukup untuk menimbulkan efek gas rumah kaca ‘lokal’.”

Penelitian ini telah diterbitkan di jurnal bergengsi “Geophysical Research Letters” dan digelari oleh situs “Nature” sebagai penelitian di bidang sains yang paling banyak dibaca dan dikaji.