Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polisi Dituding Biarkan Massa Serang Petugas Bea Cukai
Oleh : Tunggul Naibaho
Minggu | 13-02-2011 | 18:54 WIB
BC.gif Honda-Batam

Kasi Penyidikan dan Penindakan (P2) Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Bata, Suryana, ketika memberikan keterangan pers terkait peristiwa serangan kelompok massa kepada petugas Bea Cukai di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Sabtu 12 Febryari 2011. (Foto: Hadli).

Batam, batamtoday - Petugas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Barelang diduga kuat membiarkan terjadinya serangan atas petugas Bea Cukai Batam yang dilakukan sekelompok massa di pelabuhan Batu Ampar, Batam, Sabtu 12 Februari 2011 dini hari kemarin.

Sumber batamtoday yang berada di lokasi bentrok beberapa jam sebelum kejadian mengatakan, terjadinya bentrokan antara petugas Bea Cukai (BC) dan kelompok massa, karena pihak Polresta Barelang melakukan pembiaran.

"Bahkan ketika bentrok sudah pecah, petugas tenang-tenang saja duduk-duduk di Mapolsek Batu Ampar," kata sumber. Sementara jarak Polsek Batu Ampar dengan pelabuhan hanya hitungan 500 meter.

Peristiwa bentrok antara kelompok massa yang diduga kuat anak buah dari pengusaha H Toyib, terjadi di pelabuhan Batu Ampar pada pukul 01.30 WIB. Sementara sejak pukul 23.30 WIB, petugas kepolisian sudah dikontak pihak BC agar polisi segera datang memberikan bantuan, jelas sumber.

Seperti diberitakan, petugas BC Batam diserang oleh sekelompok massa melalui jalur darat dan laut, sesaat setelah penangkapan dua buah kapal yang diduga membawa minuman beralkohol (Mikol) dan ballpress oleh petugas Bea Cukai Batam, di perairan Tanjung Sengkuang dan McDermott Batu Ampar, Sabtu dinihari 12 Februari 2011.

"Massa adalah anak buah dari H Tayeb, yang kapalnya ditahan oleh petugas Bea Cukai. Soal kenapa ditahan saya tidak tahu, biasalah, mungkin masukin barang selundupan. Yang saya tahu, polisi tahu ada bentrok, tetapi mereka diam saja, selama hampir dua jam," kata sumber tersebut.

Sumber mengatakan, kelompok massa itu datang menggunakan mobil dan puluhan motor, mereka datang dari arah Batu Merah dan Batu Ampar.

"Jelas polisi tahu, pak, kan massa datang secara bergerombol, dan hari kan sudah lewat malam, masak, polisi tidak curiga," kata sumber.

Namun sumber mengatakan dirinya tidak berhak menganalisa dan berandai-andai, kenapa polisi membiarkan petugas BC yang notabene juga petugas negara, diserang oleh sekelompok massa ketika mereka sedang menjalankan tugasnya.

"Wah, saya gak tahu bang, kalau soal itu. Saya juga bingung, kenapa polisi membiarkan petugas BC diserang massa," kata sumber.

Seperti diberitakan,  Suryana, Kasi Penyidikan dan Penindakan (P2) Bea Cukai Batam saat konferensi pers di kantor Bea Cukai Batam, Sabtu 12 Februari 2011, kepada pers mengadu bahwa pihaknya telah diserang oleh sekelompok massa.

"Kami diserang dari darat dan laut," kata Suryana, ketika itu. Namun demikian, Suryana juga tidak berani menyebut massa datang atas suruhan siapa.

Suryana hanya mengatakan, sebelum insiden, pihak Bea Cukai Batam baru saja melakukan penangkapan terhadap dua buah kapal, yakni KM Muara Jaya dan KM Surya Indah dengan muatan minuman beralkohol tanpa izin dari Singapura di kelong perairan Tanjung Sengkuang.

Karena tidak dimungkinkan pemeriksaan dilakukan di lokasi, KM Muara Jaya dibawa ke Pelabuhan Batu Ampar, sedangkan KM Surya Indah tetap lego jangkar di lokasi karena mesin kapal tidak hidup dan dijaga oleh petugas Bea Cukai.

"Petugas kita tiba-tiba diserang oleh kelompok massa ketika akan sandar di pelabuhan Batu Ampar," kata Suryana.

Suryana mengatakan, kelompok massa itu datang dengan menggunakan tiga truk dan puluhan sepeda motor, langsung menyerang petugas dengan menggunakan parang, batu dan bom molotov.

"Massa lebih kurang sekitar 70 orang pada saat insiden itu, karena pertimbangan keamanan kapal patroli dan petugas BC, akhirnya kapal patroli menjauhi KM Muara Jaya dan kapal tersebut akhirnya berhasil dikuasai massa," terang Suryana.

Begitu juga dengan KM Surya Indah yang masih lego jangkar di perairan Tanjung Sengkuang dan dijaga petugas Bea Cukai, diserang kelompok massa dengan menggunakan kapal kayu dan berhasil direbut oleh massa.

Pada peristiwa bentrok tersebut dua orang menjadi korban yaitu, Tison, 18 tahun, mengalami luka tembak pada lengan kirinya, dan Ridwan yang mengalami luka bakar.

Namun pihak BC Batam mengelak telah melakukan penembakan terhadap salah seorang massa bernama Tison yang menjadi korban dalam insiden tersebut.

"Tidak benar itu, kita melakukan pengamanan sesuai prosedur," jelasnya.

"Kalau tembakan ke udara benar ada, itu dilakukan untuk memberikan peringatan kepada massa agar tidak mendekat," katanya.

Insiden yang terjadi akhirnya dapat dibubarkan setelah pihak kepolisian dari Polresta Barelang dan Polsekta Batu Ampar terjun ke lokasi kejadian.

Namun kehadiran aparat kepolsian, menurut sumber sangat terlambat, karena pada akhirnya massa dapat kembali merebut kapal.

Kapolresta Barelang Kombes Eka Yudha belum dapat dihubungi, untuk memberikan tanggapan atas tudingan adanya sikap pembiaran yang ditunjukan aparatnya atas bentrok yang terjadi di pelabuhan Batu Ampar, yang terjadi pas di depan Polsek Batu Ampar.

Beberapa kali batamtoday hubungi seluler Eka Yudha, namun tidak diangkat, demikian juga dengan sms, tidak berbalas.