Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Petugas BC Bentrok dengan Anak Buah Pengusaha
Oleh : Hendra Zaimi
Sabtu | 12-02-2011 | 12:55 WIB
pompong.JPG Honda-Batam

Jenis perahu pompong yang digunakan anak buah pengusaha H Tayeb. (Foto: Ist).

Batam, batamtoday - Petugas Bea Cukai Batam bentrok dengan anak buah seorang pengusaha di perairan Batu Ampar, Batam, Sabtu 12 Februari 2011 dinihari pukul 03.00 WIB.

Akibat bentrok tersebut, dua orang mengalami luka yaitu, Tison (18) dan Riwan (22). Tison mengalami luka tembak pada lengan kiri di bawah sikunya, dan kini dirawat di Rumahsakit  Harapan Bunda (RSHB). sedangkan Ridwan (28) mengalami luka bakar dan kini menjalani perawatan di Rumahsakit Otorita Batam (RSOB).

Keterangan dihimpun menyebutkan, sekitar pukul 02.00 WIB kapal milik seorang pengusaha bernama H Tayeb ditahan petugas Bea Cukai di tengah laut, masuk dalam kawasan perairan Batu Ampar.

Kapal bermuatan balpres tersebut ditahan, diduga karena surat-surat barang yang dimuat kapal tidak lengkap. Mengetahui kapalnya hendak ditahan lalu, pengusaha H tayeb mengontak anak buahnya yang ada di darat.

Tidak berapa lama kemudian, dengan menggunakan pompong (sejenis perahu kecil, red), puluhan anak buah buah H tayeb bergerak dari 'pelabuhan tikus' Tanjung Sengkuang menuju perairan Batu Ampar, lokasi ditahanya kapal.

Saat merapat, para anak buah H Tayeb ini kemudian naik ke atas kapal satu per satu. Sesampainya di atas kapal terjadi cekcok mulut dengan petugas Bea Cukai, dan para anak buah H Tayeb ini meminta agar petugas Bea Cukai melepaskan kapal milik bosnya itu.

Namun petugas berkeras ingin menarik kapal ke pelabuhan Batu Ampar dan hendak menahanya, maka pertengkaran menjadi pecah dengan meletusnya peluru dari moncong pistol salah seorang petugas Bea Cukai,

Tison terkena tembakan pada siku lengan kirinya, sedangkan Ridwan mendapt luka bakar.

Hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh keterangan dari pihak Bea Cukai, mengenai kronologis peristiwa, sebab-sebab terjadinya perkelahaian, dan terutama, mengapa mereka selaku petugas negara sama sekali tidak dihargai oleh kelompok H Tayeb, yang memang selama ini dikenal sebagai 'pemain'.