Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bangsa Indonesia Butuh Sosok Tauladan untuk Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila
Oleh : Irawan
Senin | 20-09-2021 | 16:25 WIB
Jazilul_fawaid-1b.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, tema tentang Pancasila selalu hangat untuk dibahas setiap saat, karena Pancasila adalah etika dan landasan segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Pancasila merupakan azimat yang ditemukan oleh para pendiri bangsa," kata Jazilul dalam diskusi Empat Pilar MPR dengan tema 'Memperkokoh Pancasila di Tengah Kehidupan Bermasyarakat' yang digelar di Media Center, Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (20/9/2021)

Menurut dia, Sila-sila yang ada dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.

"Semua konsep Pancasila bisa masuk dalam sendi-sendi kehidupan. Sehingga Keberadaan Pancasila tidak perlu dipertentangkan dengan agama," katanya.

Ia menyebut cita-cita Pancasila sangat ideal namun dirinya mengakui antara idealnya Pancasila dengan realita yang ada di masyarakat sering tidak nyambung.

"Sering tidak nyambungnya antara cita-cita Pancasila dan realita yang ada. Inilah yang menjadi masalah," katanya.

Menurut alumni PMII ini, Pancasila bisa hidup di tengah masyarakat atau diamalkan maka nilai-nilai yang ada harus dipahami. Kiat untuk memahamkan dasar negara itu dikatakan ditempuh lewat pendidikan dan ketauladanan.

Untuk mensosialisasikan Pancasila, Jazilul Fawaid mengatakan tidak cukup bila hanya dilakukan oleh MPR dan BPIP. "MPR dan BPIP mempunyai tugas untuk menguatkan Pancasila hidup di tengah masyarakat," ujarnya.

Pun demikian agar Pancasila bisa menjadi gaya hidup dalam keseharian maka harus ada sosok yang bisa menunjukan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. "Nah anak-anak milenial jaman sekarang butuh sosok seperti itu," tegasnya.

Pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu mengungkapkan prinsip perekonominan nasional adalah usaha yang disusun berdasarkan azas kekeluargaan.

"Nah apakah prinsip perekonomian yang berjalan sudah seperti yang demikian, sudah seperti nilai-nilai Pancasila?" ujarnya.

Ditegaskan, bila prinsip-prinsip perekonomian sudah disusun secara kekeluargaan maka hal demikian sudah selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

"Bila tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, di sinilah salah satu dari contoh tidak nyambungnya antara cita-cita dan realita. Banyak permusyarawatan yang prakteknya berbeda saat di lapangan," katanya.

Untuk itu, kata Jazilul, perlu adanya 'role model' yang bisa dijadikan acuan untuk menjadi contoh ketauladanan. Ia berharap Pancasila menjadi ruh dalam segala sendi kehidupan bagi semua sehingga Pancasila bisa membumi.

"Bila implementasi Pancasila belum terjadi maka masyarakat, anak-anak muda, akan semakin menjauh," ujarnya.

Sedangkan Anggota DPD Teras Narang mengatakan semua warga negara harus memahami pentingnya Pancasila. Ssialisasi atau memahamkan nilai-nilai in, harus menyesuaikan dengan era yang ada. Unsur kebersamaan dikatakan harus selalu didengungkan.

Sementara Anggota BPIP Benny Susetyo menyebut seseorang itu mengamalkan nilai-nilai Pancasila bisa dilihat apakah dia dalam kehidupan mempunyai rasa ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, dan persatuan.

Bila nilai-nilai itu ada maka seseorang itu mampu membuat tatanan hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Nilai-nilai yang demikian menurutnya ada pada sosok Wakil Presiden Mohammad Hatta. Hatta disebut merupakan sosok yang bisa dijadikan tauladan."Elit politik memang harus memberikan contoh ketauladanan," tegasnya.

Editor: Surya