Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jokowi Perkirakan Ekonomi Kuartal III Bakal Lebih Rendah dari Kuartal II 2021
Oleh : Redaksi
Kamis | 26-08-2021 | 12:20 WIB
ilustrasi-ekspor-april2.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan lebih rendah dari kuartal II 2021. Pada kuartal lalu, ekonomi berhasil melaju di kisaran 7,07 persen sekaligus membawa Indonesia lepas dari jurang resesi ekonomi.

"Harapannya ini bisa berlanjut di kuartal III, meski kami pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III pasti akan lebih rendah daripada kuartal II," ucap Jokowi di acara Sarasehan 100 Ekonom, Kamis (26/8/2021).

Kepala negara mengatakan proyeksi ini muncul karena Indonesia mengalami lonjakan kasus covid-19 pada akhir kuartal II 2021. Hal ini terjadi karena menyebarnya covid-19 varian delta.

"Di awal Februari, kasus harian itu di angka 12.800-an per hari, kemudian setelah Februari ke Maret, April, Mei, bahkan 14 Mei itu turun 2.633 kasus. Tapi karena varian delta, kemudian melompat naik di 15 Juni sampai 56 ribu kasus," ujarnya.

Hal ini mau tidak mau membuat pemerintah harus menerapkan kebijakan PPKM Darurat mulai 3 Juli 2021, yang kemudian diubah istilahnya menjadi PPKM Level 4. Kebijakan ini membuat mobilitas dan aktivitas masyarakat dibatasi secara ketat.

Kebijakan ini segera diambil karena hasil konsultasi pemerintah dengan beberapa epidemiolog menemukan bahwa kasus berpotensi melonjak lebih tinggi.

"Tim epidemiolog saat itu menyampaikan pada saya, 'Pak hati-hati karena ini bisa naik sampai 80 ribu, kemudian naik jadi 160 ribu, kalau tidak bisa dihentikan, bisa naik menjadi 400 ribu'," katanya.

Kendati begitu, mantan gubernur DKI Jakarta itu mengklaim kebijakan PPKM sudah berhasil memberi penurunan kasus yang signifikan pada saat ini. Untuk itu, pemerintah mulai memberikan pelonggaran lagi.

"Tapi kita tetap harus menjaga gas dan rem agar ini betul-betul berada di keseimbangan yang baik. Artinya covid-nya tahap demi tahap bisa kita turunkan dan kurangi, sehingga ekonomi bisa pulih ke arah normal," ungkapnya.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan pemerintah menyiapkan tiga langkah untuk mempercepat pemulihan ekonomi tanah air ke depan. Pertama, melalui hilirisasi industri. Hal ini, sambungnya, sudah dilakukan dengan menyetop ekspor nikel mentah.

"Hasilnya mulai terlihat, ekspor besi baja kita dalam setengah tahun ini saja sudah kurang lebih US$10 miliar. Tidak hanya nikel, tapi ke depan, kita mulai untuk bauksit, emas, tembaga, sawit, sebanyak mungkin turunan dari bahan mentah, minimal jadi barang setengah jadi, dan syukur-syukur bisa jadi barang jadi," tuturnya.

Kedua, digitalisasi UMKM. Jokowi mengklaim langkah ini juga sudah memberi hasil, di mana ada 15,5 juta pelaku UMKM yang telah bergabung dalam platform digital, baik di tingkat daerah hingga global.

Ketiga, ekonomi hijau. Saat ini, katanya, pemerintah sudah membangun kawasan industri hijau yang menggunakan energi hijau dan akan menghasilkan produk hijau.

"Kita harap punya kekuatan besar ke depan yaitu produk hijau dari ekonomi hijau yang akan dibangun tahun ini," ucapnya.

Di sisi lain, Jokowi berharap para ekonom yang ada di acara Sarasehan 100 Ekonom juga turut memberikan masukan kepada pemerintah untuk membawa Indonesia ke luar dari masa sulit akibat pandemi covid-19.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha