Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pandemi Covid-19 Diprediksi Berakhir 5 Tahun Lagi, Pemerintah Diingatkan Potensi Chaos di Masyarakat
Oleh : Irawan
Selasa | 03-08-2021 | 09:08 WIB
gelora_tallk9b.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ahli epidemiologi klniis (clinical epidemiolog) Ahlina Institute Dr Tifauzia Tyassuma

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ahli epidemiologi klniis (clinical epidemiolog) Ahlina Institute, Dr Tifauzia Tyassuma, memperkirakan pandemi Covid-19 di Indonesia bakal berlangsung lama, antara 3-5 tahun lagi, dan masih sulit untuk dikendalikan hingga 2022 mendatang.

Sebab, Covid-19 memiliki karakter melakukan mutasi, membentuk varian-varian baru seperti Varian Delta yang memiliki daya tular cepat dan mematikan terhadap pasien yang terjangkiti virus Corona.

"Kita mesti siap-siap dari sekarang, pandemi ini tidak akan berhenti di akhir 2022, karena virus ini memiliki karakter melakukan mutasi. WHO sudah memberi nama dengan abjad-abjad Yunani, dan kalau lihat mutasinya, abjad Yunani bisa habis untuk menamai Virus Corona ini," kata Dr Tifauzia Tyassuma seperti dikutip dari kanal YouTube Gelora TV, Senin (2/8/2021).

Menurut Dr Tifa-sapaan Tifauzia Tyassuma, pandemi Covid-19 di Indonesia diperkirakan masih akan berlangsung 3-5 lagi. Dalam kurun waktu itu, Covid-19 akan membentuk varian-varian baru lebih banyak lagi, termasuk varian lokal Indonesia yang bisa mencapai lima varian baru

"Pandemi ini sedikitnya, masih akan berlangsung antara 3 sampai 5 tahun 3 lagi dengan dengan asumsi, bahwa mutasi yang terjadi ini belum ada solusi untuk dilakukan pengendalian sama sekali," ujarnya.

Namun, ahli penyakit menular dan tidak menular ini berpendapat, bahwa pandemi Covid-19 akan hilang dengan sendirinya sesuai dengan karakternya sebuah virus. Apabila sudah tidak ada inang untuk berkembang biak dan tidak bisa melakukan mutasi di tubuh manusia.

"Jika berlandaskan pada karakterdari virus dan sifat dari pandemi yang terjadi selama ini di dunia, akan menyelesaikan dirinya sendiri pada suatu ketika virus ini tidak bertemu lagi dengan manusia yang menjadi inang," jelasnya.

Hal itu terjadi apabila seluruh manusia sudah memiliki antibodi atau kekebalan, baik mereka yang telah terinfeksi secara alamiah (terpapar Covid-19) maupun yang dimasukkan virus kedalam tubuh melalui vaksin.

"Sejak September 2020, saya sudah berikan warning, kalau seandainya menjadi jalan keluar, maka vaksin yang harus diberikan pemerintah adalah vaksin sultan, vaksin dengan efektifitas tertinggi sampai 92 seperti di Amerika dan Eropa, bukan seperti sekarang," katanya.

Dr Tifa mengkhawatirkan, dampak pandemi Covid-19 yang akan berlangsung lama dan berkepanjangan bisa menimbulkan frustasi di masyarakat, dan berujung pada kerusuhan massa (chaos) di masyarakat.

"Ini yang paling kita khawatirkan, kita mesti bersama-sama segera bahu-membahu untuk mencegah, jangan sampai krisis sosial ini menjadi chaos," kata Clinical Epidemiolog Ahlina Institute ini.

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, dengan asumsi pandemi Covid-19 bakal berakhir 3-5 tahun lagi, maka pemerintah bisa membuat prediksi yang lebih akurat dan mengambil langkah tepat dalam menangani masalah ini.

Sehingga pemerintah dapat mengantisipasi terjadinya chaos dengan mengelola suasana jiwa masyarakat (public mood) saat ini diliputi kesedihan, ketakutan, kemarahan dan frustasi. Kondisi tersebut bisa saja berbuah pada ledakan sosial dan krisis politik, bahkan pembangkangan sipil oleh masyarakat.

"Kita tidak tahu apakah ada kejutan baru antara 3 sampai 5 tahun kedepan, tapi ini tantangan besar dalam ketahanan fiskal dan kapasitas pemerintah untuk melalui tahun-tahun itu. Kita bisa membuat prediksi yang lebih akurat dalam menghadapi masalah agar tidak terjadi ledakan sosial atau pembangkangan sipil," tegas Anis Matta.

Editor: Surya