Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kinerja Ekspor Catatkan Rekor Baru

Neraca Perdagangan Indonesia Tunjukkan Tren Surplus
Oleh : Irawan
Minggu | 18-07-2021 | 14:34 WIB
mendag_lutfi_3b.JPG Honda-Batam

PKP Developer

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (Foto: Kemendag)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Neraca perdagangan periode Juni 2021 mencatatkan surplus sebesar USD 1,32 miliar. Surplus ini menunjukkan tren surplus neraca perdagangan bulanan terus berlanjut sejak Mei 2020.

Kabar gembira lainnya, kinerja ekspor periode Juni 2021 berhasil mencatatkan rekor baru sejak Agustus 2011 dengan mencatatkan angka sebesar USD 18,55 miliar.

"Pada periode Juni 2021, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus dengan nilai USD 1,32 miliar. Hal yang membanggakan kita semua, dari sisi ekspor, nilai total ekspor Indonesia mencapai USD 18,55 miliar dan menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2011," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (18/7/2021).

Sementara itu, neraca perdagangan kumulatif Januari-Juni 2021 tercatat surplus USD 11,86 miliar. Nilai tersebut diperoleh dari surplus perdagangan pada sektor nonmigas sebesar USD 17,57 miliar pada Januari-Juni yang mampu menutupi defisit perdagangan migas yang mencapai USD 5,70 miliar.

Bahkan, neraca perdagangan kumulatif periode Januari-Juni 2021 jauh melampaui surplus perdagangan periode Januari-Juni 2020 yang tercatat senilai USD 5,43 miliar.

Kinerja Ekspor
Dari sisi ekspornya, nilai total ekspor Indonesia pada Juni 2021 tercatat sebesar USD 18,55 miliar, naik 9,52% (MoM) dan secara tahunan naik sebesar 54,46% (YoY). Capaian ini melampaui kinerja ekspor April 2021 yang mencapai USD 18,49 miliar.

Peningkatan kinerja ekspor pada Juni 2021 ini didorong oleh peningkatan ekspor sektor migas sebesar 27,23% (MoM) dan peningkatan ekspor nonmigas sebesar 8,45% (MoM).

Pada Juni 2021, kenaikan ekspor terjadi di seluruh sektor. Selain peningkatan ekspor di sektor migas, sektor pertanian juga tercatat naik 33,04% MoM, industri pengolahan naik 7,34% MoM, dan sektor pertambangan naik 11,75% MoM.

Meroketnya ekspor sektor pertanian terutama disebabkan oleh membaiknya harga komoditas ekspor pertanian dan pulihnya permintaan dunia.

"Kinerja yang sangat baik pada seluruh sektor di masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid- 19 ini harus dipertahankan dengan menjaga status penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia tetap terkendali," kata Mendag Lutfi.

Sementara itu, optimisme pelaku bisnis manufaktur terhadap kondisi perekonomian Indonesia agak turun pada Juni 2021 karena gelombang kedua pandemi Covid-19.

Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juni 2021 sebesar 53,5%, turun dibandingkan Mei 2021 yang mencapai 55,6%.

Meski demikian, indeks ini masih cukup baik karena aktivitas industri masih berada di level ekspansif. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku ekonomi masih optimis pada pasar Indonesia.

Impor Barang Modal

Impor Indonesia pada Juni 2021 mencapai USD 17,23 miliar, naik 21,03% MoM atau melonjak sebesar 60,12% YoY. Peningkatan kinerja impor pada Juni 2021 dipicu kenaikan impor migas sebesar 11,44% MoM menjadi USD 2,30 miliar dan kenaikan impor nonmigas sebesar 22,66% MoM menjadi USD 14,93 miliar.

Kenaikan impor tertinggi berasal dari impor logam mulia (HS 71) yang naik 153,03% MoM dengan nilai impor USD 0,27 miliar, serealia (HS 10) naik 79,99% MoM dengan nilai USD 0,43 miliar, perangkat optik (HS 90) naik 54,43% dengan nilai USD 0,28 miliar, produk farmasi (HS 30) naik 39,33% MoM dengan nilai USD 0,28 miliar, serta pupuk (HS 31) naik 35,22% MoM dengan nilai USD 0,19 miliar.

Pada Juni 2021 ini, impor seluruh golongan penggunaan barang tercatat naik dibanding bulan sebelumnya. Impor barang modal dan bahan baku/penolong meningkat lebih tinggi (tumbuh masing-masing 35,02% MoM dan 19,15% MoM) dibandingkan dengan impor barang konsumsi (naik 16,92% MoM).

"Kenaikan impor barang modal dan bahan baku/penolong pasca-Lebaran menunjukkan bahwa industri dalam negeri Indonesia masih berada di tingkat ekspansi, yang ditunjukkan oleh gairah pada permintaan domestik, output nasional, dan ekspor," kata Mendag Lutfi.

Editor: Surya