Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mendagri Ingatkan PT BAI Terkait Polusi Karbon dan Kelestarian Lingkungan
Oleh : Redaksi
Selasa | 11-05-2021 | 17:53 WIB
tito-BAI.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Mendagri Tito Karnavian didampingi Gubernur Kepri Ansar Ahmad saat berkunjung ke PT BAI di KEK Galang Batang, Kabupaten Bintan. (Diskominfo Kepri)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menyempatkan diri mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Kabupaten Bintan, saat kunjungan kerja ke Provinsi Kepri pada Minggu (9/5/2021).

Di sana, Mendagri didampingi Gubernur Kepri Ansar Ahmad mendengar berbagai penjelasan rencana pengembangan KEK Galang Batang oleh PT Bintan Alumina Indonesia (BAI).

Mendagri Tito Karnavian mengatakan, kehadiran pihak swasta dan investor sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dari data yang masuk di Depdagri selama pandemi Covid-19 hanya ada tiga daerah yang pertumbuhannya positif karena kontribusi pihak swasta yang cukup besar dalam pergerakan ekonomi. Tiga daerah tersebut Morowali, Halmahera Timur dan Papua.

"Kehadiran PT BAI di Galang Batang, Bintan, ini juga diharapkan mampu berperan yang sama. Karena situasi saat ini perlu dukungan pihak swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat karena tidak mungkin semua didasarkan pada belanja pemerintah saja," jelas Tito Karnavian, seperti dikutip laman Diskominfo Kepri.

Menurut Tito, pemerintah sangat membutuhkan investasi untuk membangun sebuah kawasan, tetapi persoalan lingkungan harus juga diprioritaskan. Karena itu, PT BAI diminta pikirkan soal polusi karbon jangan sampai ke masyarakat apalagi sampai ke Singapura.

"Karena PT BAI menggunakan power plan sendiri yang berbahan bakar batu bara, maka persoalan polusi karbon harus ada solusi yang cerdas," tegas Tito.

Tito yang mantan Kapolri ini minta investor juga harus merawat lingkungan di sekitarnya termasuk bukit di sekitar kawasan PT BAI jangan sampai gundul dan gersang.

Pemerintah, katanya, juga mendukung penuh investor untuk merekrut tenaga kerja lokal dalam bentuk komitmen yang jelas dan disetujui semua pihak. "Kita juga minta bahan material untuk mensuplai kebutuhan industri di Galang Batang sebisanya lokal konten dan diupayakan seminimal mungkin bahan impor," pintanya.

Tito mencontohkan daerah Morowali dan Halmahera Timur, di mana semua produk lokal baik pertanian, peternakan dan produk UKM diserap pihak swasta yang investasi di daerah itu.

"Jangan hanya menguntungkan investor saja, tetapi juga harus menguntungkan masyarakat, Pemkab, Pemprov dan Pemerintah Pusat," pungkasnya.

Sementara itu, Zulkhaini, salah seorang manager di PT BAI, menyampaikan, kegiatan utama di KEK Galang Batang adalah pembangunan dan pengelolaan kawasan, industri pengolahan bauksit, penyediaan infrastruktur kawasan dan penyediaan logistik untuk kebutuhan kawasan.

"Luas lahan 2.333,6 hektar (penetapan KEK) dan yang sudah dikuasai 1.750 hektar. Lahan yang sudah kami gunakan 1.238 hektar dan lahan yang sudah berstatus HGB 327,15 hektar," jelas Zulkhaini.

Dalam pengembangan KEK tersebut, katanya, proyeksi tenaga kerja yang dibutuhkan mencapai 21.000 orang dan realisasi sampai akhir triwulan I tahun 2021 sudah menyerap tenaga kerja 4.300 orang dengan TKA 1.200 orang. "Kami tetap berkomitmen untuk reckuitmen tenaga kerja lokal di KEK Galang Batang," tandasnya.

Menurut penjelasan Zulkhaini, PT BAI merupakan perusahaan yang dibentuk dari share holder beberapa perusahaan yang terdiri dari Global Aluminium International PTE LTD (Singapura), PT Mahkota Karya Utama (Indonesia) dan Press Metal Aluminium (Malaysia).

Rencana umum dari KEK Galang Batang dengan PT BAI sebagai investor utamanya yakni pembangunan pelabuhan dengan kapasitas bongkar muat 20 juta ton per tahun, produksi alumina sebanyak 2 juta ton per tahun, pembangunan gas station dengan kapasitas 1,9 m3 per tahun dan pembangunan PLTU dengan kapasitas 2.850 MW.

"Tidak hanya itu, kami juga akan memproduksi aluminium ingot sebanyak 1 juta ton per tahun, produksi carbon anode 520.000 ton per tahun, membangun water reservoir dengan kapasitas 20 juta m3 per tahun serta membangun akomodasi untuk 20.000 orang yang bekerja di KEK Galang Batang," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menambahkan, saat ini sudah terbangun dermaga serba guna yang dapat disandari kapal 2 x 35.000 DWT mother vessel dan dermaga tongkang yang dapat disandari kapal tongkang 4 x 10.000 DWT.

Dalam kunjungan kerja Mendagri di KEK Galang Batang, turut mendampingi Kogabwilhan I, Danrem 033 Wira Pratama, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Dr Bahtiar, Dirjen Otonomi Daerah Akmal, Dirjen Keuangan Daerah Adrian, Dirut PT BAI Santoni dan sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemprov Kepri.

Editor: Gokli