Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemenperin Minta Pelaku Industri Perhiasan Emas Penuhi Standart SNI
Oleh : Redaksi
Sabtu | 08-05-2021 | 12:24 WIB
dirjen-kemenperin-gati1.jpg Honda-Batam
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih. (Kementerian Perindustrian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Perindustrian meminta para pelaku industri perhiasan untuk memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 8880-2020 atas produk emas yang dihasilkan. Tujuannya, untuk melindungi konsumen.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih menyebut pemenuhan SNI ini tak hanya menunjukkan standar dari produk emas, tetapi juga memberi bentuk transparansi kandungan emas pada produk yang diperjualbelikan ke masyarakat.

"Perlu penandaan pada barang-barang emas yang mencantumkan kadar (persen dan/atau karat), identitas produsen dan berat emas pada produk dan/atau berat emas dapat dicantumkan pada kwitansi," ungkap Gati seperti dikutip dari Antara, Jumat (7/5/2021).

Gati mengatakan pemenuhan SNI juga bisa meningkatkan daya saing produk emas dari pelaku industri nasional. Begitu pula terhadap pertumbuhan industri dan perekonomian tanah air.

Selain meminta industri menerapkan SNI, Gati juga ingin ada peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di industri perhiasan. Maka dari itu, pemerintah turut memberikan fasilitas bimbingan teknis kepada industri.

Harapannya, industri perhiasan bisa bergeliat lagi. Sebab, pada 2020, ekspor industri perhiasan emas dari Indonesia ke sejumlah negara di dunia turun persen 33,33 persen dari US$1,47 miliar menjadi US$980 juta.

Padahal, realisasi ekspor emas dan granula naik 56 persen dari US$3,55 miliar menjadi US$5,54 miliar pada periode yang sama. Sedangkan pangsa pasar perhiasan Indonesia baru mencapai 1,56 persen dari dunia.

Gati menilai kondisi ini mencerminkan bahwa potensi ekonomi dari industri perhiasan nasional masih bisa digali lagi. Pemerintah pun memberi dukungan bagi iklim usaha dan rantai pasok industri perhiasan.

"Seperti mempermudah akses bahan baku dan memperbaiki ekosistem bisnisnya," pungkasnya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha