Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Seni Budaya Asli Bintan Perlu Perhatian Pemerintah

Tari Lemang Berada di Tepian Jaman
Oleh : Harjo/Dodo
Selasa | 05-06-2012 | 15:06 WIB
Tari-Lemang-asli-Bintan-yan.gif Honda-Batam

Tari Lemang asli Bintan yang dibawakan oleh sejumlah remaja pada pembukaan sebuah acara.

TANJUNGUBAN, batamtoday - Seni dan budaya asli Bintan ternyata sampai sejauh ini masih dipertahankan oleh sebagian kecil masyarakatnya, walaupun sampai sejuah ini ternyata belum tersentuh perhatian dari pemerintah.

Kesenian asli Bintan, yang sampai saat ini masih ada, adalah Tari Lemang, yang sejak pada jaman Kerajaan Bentan dahulu sudah ada dan oleh sebagian kecil di Desa Penaga Bintan, kesenian tersebut masih dipertahankan.

Demikian disampaikan oleh ketua Sanggar Dang Merdu Desa Penaga Kecamatan Teluk Bintan, Raja Ismail alias Celu, di Telukbintan, Selasa (5/6/2012). 

Menurutnya, dari Penaga sendiri setidaknya ada dua kesenian yang hingga saat ini masih ada diantaranya Tari Lemang dan Seni Beladiri Silat Melayu.

Dimana kata Ismail, untuk Sanggar Dang Merdu Desa Penaga, yang didirikan pada tahun 1995 lalu, memang bertujuan untuk mempertahankan tradisi asli Melayu Bintan. 

“Kita sudah mencoba untuk mempertahankan tradisi dan kesenian serta budaya yang ada sejak jaman raja-raja Bentan. Makanya sampai saat ini, walau pun tidak terlalu dikenal kesenian asli dari masyarakat Bintan ini, masih tetap ada,” ungkapnya.

Ismail menambahkan, dari dua kesenian tersebut dulunya dimainkan oleh para remaja pada jaman kerajaan. Untuk Tari Lemang khusus untuk menyambut tamu dan menghibur raja pada saat itu.

Sementara untuk silat ada dua yakni khusus untuk yang sampai sat ini, sering digelar saat acara pernikahan, untuk menyambut tamu dan mempelai pengantin. Selain itu, Tari Lemang juga biasa dipertontonkan khusus untuk menjemput tamu raja di kala itu atau untuk menyambut tamu kehormatan.

Lebih jauh Raja Ismail menjelaskan, keberadaan dua seni itu sendiri, khusus untuk di tengah masyarakat Bintan memang sudah tidak asing. Namun sampai sejauh ini, memang untuk mengembangkan lebih luas, masih terkendala dari segi pendanaan sehingga keberadaanya perkembangannya masih stagnan. Begitu juga komunitas yang mengikuti kegiatan ini, sampai sejauh ini, masih dlama lingkup keluarga secara turun temurun.

Ditanya apakah ada perhatian peemerintah terkait keberadaan seni ini, Ismail menjelaskan, sampai sejuah ini memang belum ada bantuan dari pemerintah. “Kalau sampai sejauh ini, memang belum ada bantuan, namun demikian kita snagat berharap guna mengembangkan sanggar yang sudah ada ini,” harapnya.

Untuk mengembangkan serta mempertahankan kesenian asli Bintan, tentunya Ismail berharap adanya kepedulian dari pemerintah, agar kesenian yang sudah menjadi tradisi di masyarakat ini tidak semakin pudar. 

“Ini adalah kesenian dan tradisi asli Melayu, selayaknya pemerintah mau memperhatikan dan peduli. Agar kesenian ini tidka hilang termakan jaman,” pungkasnya.