Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Industri Film Bollywood Rugi Rp 4,9 Triliun Akibat Pandemi Covid-19
Oleh : Redaksi
Sabtu | 09-05-2020 | 10:44 WIB
bollywood1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi film bollywood.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pandemi virus corona (Covid-19) menghancurkan industri film India atau Bollywood. Diketahui, industri film tersebut merupakan yang paling produktif di dunia.

Kerugian Bollywood karena virus corona ditaksir mencapai lebih dari US$330 juta atau Rp 4,9 triliun. Analis perdagangan dan perfilman Komal Nahta memprediksi Covid-19 menyebabkan kerugian lebih dari US$ 330 juta.

Kerugian ditimbulkan karena kehilangan pendapatan dari box office dan pembatalan produksi film.

Apalagi, Mei ini seharusnya menjadi bulan yang paling sibuk untuk Bollywood. Memasuki musim semi, puncaknya pada Mei adalah waktu terbaik menayangkan film Bollywood.

Pada waktu ini, sekolah sudah mulai libur dan film Hollywood masih belum ramai. Namun, pandemi virus corona memaksa Perdana Menteri India Narendra Modi menetapkan penguncian wilayah atau lockdown dan menutup semua pusat bisnis dan hiburan.

Sejauh ini, lockdown bakal berlangsung hingga 17 Mei. Alhasil, seluruh bioskop ditutup, penayangan film besar ditunda, dan produksi film pun disetop. Setidaknya terdapat dua film box office yang dinanti pada Mei ini yakni film laga "Sooryavanshi" dan biopik kriket "83".

"Film-film itu sangat besar. Ada banyak penonton yang menunggu. Ini kerugian besar," kata kritikus film Indian Express, Shubhra Gupta.

Gupta memprediksi dampak pandemi akan menciptakan efek cascading atau beruntun pada industri Bollywood yang akan mempengaruhi seluruh film pada tahun ini.

Produksi film yang disetop membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Salah satunya, makeup artist Arti Nayar yang bekerja lebih dari satu dekade bersama bintang Sonam Kapoor-Ahuja dan Katrina Kaif. Nayar mengatakan semua pekerjaannya dibatalkan karena virus corona.

"Para penata lampu dan orang-orang yang mengatur makanan kami (saat membuat film), kami semua pada dasarnya berpenghasilan harian. Jadi, ketika sebuah produksi dibatalkan, itu akan menghantam kami secara finansial," kata Nayar.

Badan perfilman Producers Guild of India (GUILD) menyatakan telah menyiapkan dana bantuan bagi orang-orang yang bekerja di perfilman yang dibayar per hari seperti penata rambut, penata rias, serta bagian teknis dan operasional.

Nahta menyarankan para tokoh dan bintang dapat memotong gaji mereka dan membagikan penghasilannya kepada orang-orang kecil yang terdampak di perfilman. Menurut Nahta, bintang top Bollywood merupakan bagian dari anggaran tertinggi di industri film India.

Bollywood merupakan industri film paling produktif di dunia. Bahkan produksi mereka mengalahkan Hollywood atau film buatan Amerika Serikat.

Menurut Statistik, pada 2018 terdapat lebih dari 1.800 film diproduksi di India. Laporan dari Ormax Media pada 2019 mencatat pendapatan box office di India diperkirakan telah mencapai US$1,4 miliar. Jumlah itu meningkat 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pendapatan itu sebagian besar berasal dari film India. Hollywood hanya mengambil sekitar 15 persen saja. Nama-nama besar seperti Shah Rukh Khan, Akshay Kumar, dan Deepika Padukone juga membantu membuat film Bollywood dinikmati di seluruh dunia.

Tahun lalu, film laga thriller bertajuk "War" mendapatkan US$ 13,7 juta dari luar India atau sekitar 25 persen dari pendapatan film itu.

"Masalahnya kini berlipat ganda karena semua bioskop di seluruh dunia ditutup. Pendapatan luar negeri untuk film-film besar berbahasa Hindi mengambil bagian besar dari total pendapatan," kata Nahta.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha