Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kepri Tumbuh Jadi Magnet Investasi, Tangguh Hadapi Tantangan Global
Oleh : Aldy Daeng
Rabu | 23-04-2025 | 12:24 WIB
Ka-BI-Kepri.jpg Honda-Batam
Kepala Perwakilan BI Kepri, Rony Widijarto. (Foto: Aldy Daeng)

BATAMTODAY.COM, Batam - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menunjukkan ketangguhan dengan mencatat pertumbuhan ekonomi yang impresif.

Data ini terungkap dalam kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Kepri edisi Februari 2025 yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, Selasa (22/4/2025).

Dengan mengusung tema 'Navigating Investment Opportunities and Challenges in Riau Islands', kegiatan tersebut menyoroti keberhasilan Kepri dalam menciptakan iklim investasi yang kompetitif dan stabil, sekaligus membuka peluang kolaborasi lintas sektor di tengah dinamika ekonomi internasional.

Kepala Perwakilan BI Kepri, Rony Widijarto, menyampaikan Kepri mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,14 persen (yoy) pada triwulan IV 2024 dan 5,02 persen secara tahunan (ctc), menjadikannya provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga di Sumatera.

"Pertumbuhan ini didorong oleh sektor industri pengolahan yang menyumbang lebih dari 40 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), diikuti oleh perdagangan dan pertambangan yang mencatat pertumbuhan dua digit," ujar Rony.

Menurutnya, keunggulan Kepri bertumpu pada tiga pilar utama: status sebagai kawasan Free Trade Zone (FTZ), keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan lokasi strategis di jalur perdagangan internasional. Ketiga faktor ini menjadikan Kepri sebagai destinasi unggulan investasi, bahkan di tengah persaingan kawasan seperti kemunculan Singapore-Johor Special Economic Zone (SJ-SEZ).

Rony juga menyoroti kemajuan digitalisasi, khususnya penggunaan QRIS yang meningkat lebih dari 100 persen baik dari sisi volume maupun nilai transaksi. "Penerapan QRIS lintas negara memperkuat posisi Kepri dalam menyambut era ekonomi digital global," tambahnya.

Stabilitas harga juga menjadi nilai tambah bagi dunia usaha. Inflasi Kepri pada Maret 2025 tercatat hanya 2,01 persen (yoy), mencerminkan keberhasilan koordinasi lintas lembaga dalam menjaga kestabilan ekonomi daerah.

"Kepri menjadi model sinergi dan inovasi yang berhasil antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga keuangan. Ini adalah potret Indonesia yang adaptif dan ramah investasi," ungkap Rony, menutup paparannya.

Sementara itu, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kepri, Luki Zaiman Prawira, menegaskan Kepri tidak hanya mampu bertahan di tengah tekanan geopolitik global seperti perang dagang antara China dan Amerika Serikat, tetapi juga terus mengembangkan potensi investasi.

"Kepri mengedepankan kolaborasi dan penguatan UMKM sebagai fondasi ekonomi daerah. Ketahanan dan keterbukaan menjadi kunci strategi pembangunan ekonomi kami," pungkas Luki.

Dengan pencapaian tersebut, Kepri tampil sebagai wilayah yang siap bersaing secara global dan layak menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Editor: Gokli