Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sri Mulyani Khawatir Virus Corona Ganggu Sektor Pariwisata dan Industri Dalam Negeri
Oleh : Redaksi
Kamis | 30-01-2020 | 09:16 WIB
srimulyani43.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati khawatir wabah Virus Corona dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China akan menyerang kinerja sektor pariwisata dalam negeri. Pasalnya, China merupakan salah satu negara penyumbang wisatawan mancanegara besar bagi Indonesia.

Di sisi lain, Virus Corona yang terus menyebar telah membuat pemerintah China melarang penduduknya untuk berpergian ke luar negeri. Indonesia pun turut mengeluarkan peringatan perjalanan bagi masyarakat dari dan menuju China.

Hal ini, sambungnya, otomatis akan mempengaruhi hubungan wisata kedua negara. "Sektor pariwisata (Indonesia) akan terpengaruh dan ini mungkin harus diwaspadai," ucap Sri Mulyani, Rabu (29/1/2020).

Kendati begitu, bendahara negara belum bisa memperkirakan seberapa besar dampak wabah virus Corona ke penurunan pertumbuhan sektor pariwisata nasional. Namun, ia menekankan bila pariwisata sudah terdampak, kewaspadaan selanjutnya harus diberikan ke laju perekonomian nasional.

"Karena sektor pariwisata sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi di Indonesia, kami andalkan terutama destinasi pariwisata 2020," katanya.

Oleh karena itu, menurut mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu, Indonesia tetap perlu menggencarkan promosi wisata nasional ke negara lain. Promosi gencar perlu dilakukan supaya penurunan kunjungan wisatawan China bisa digantikan negara lain.

Sementara untuk pengaruh wabah Virus Corona terhadap sektor industri lain, katanya, masih harus dipantau. Pantauan itu, sambungnya, harus dilakukan pada perkembangan ekonomi China.

Menurutnya, wabah virus tentu akan menekan laju pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I 2020. Namun, hal ini tak serta membuatnya pesimis dengan laju ekonomi China di kuartal-kuartal selanjutnya.

"Karena China sebagai suatu negara yang selalu bisa memobilisasi instrument policy-nya pada saat mereka ingin melakukan tujuan tertentu. Jadi kuartal I tidak akan terlalu bagus dari domestic demand, tapi terhadap keseluruhan tahun, tergantung dari respons mereka di kuartal selanjutnya," jelasnya.

Hanya saja, sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, maka perubahan permintaan domestik China perlu diwaspadai. Sebab, bisa saja mempengaruhi permintaan impor mereka.

Sayangnya, Sri Mulyani belum bisa meramalkan sejauh apa potensi dan dampak penurunan permintaan domestik China ke negara-negara mitra dagangnya di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

"Untuk region, Asia dalam hal ini saya rasa kami masih melihat dalam bentuk yang sporadis. Jadi kami akan melihat saja, kewaspadaan tentu melihat bagaimana pola waktu SARS sempat terjadi," tuturnya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha