Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Dapat Alokasi Lahan, Lima Sekolah Gagal Dibangun
Oleh : Ocep
Selasa | 10-04-2012 | 19:55 WIB

BATAM, batamtoday - Pemerintah Kota (Pemko) Batam memastikan kalau pihaknya gagal membangun lima gedung sekolah baru pada tahun ini akibat ketiadaan alokasi lahan dari Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Kepastian gagalnya pembangunan gedung sekolah itu disampaikan Muslim Bidin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Selasa (10/4/2012). "Pemerintah kota mengalami hambatan untuk melakukan pembangunan sekolah baru pada tahun ini," ujarnya.

Dia menjelaskan, pada tahun ini pemerintah kota berencana membangun lima sekolah baru guna mengatasi pertumbuhan murid didik di Batam. Namun, rencana tersebut akan sangat sulit direalisasikan pada tahun ini karena sampai sekarang BP Batam belum juga mengaloasikan lahan untuk itu.

"Masalah di lapangan, lahan tidak tersedia. Kita intens komunikasi dengan Distako, tapi memang lahan tidak ada," ungkapnya.

Padahal, seiring dengan laju pertumbuhan penduduk di Batam, peningkatan jumlah usia sekolah mencapai 9-10 persen per tahun.

Karena itu, kegagalan pembangunan sekolah baru tersebut diyakininya akan menimbulkan persoalan serius dalam kegiatan pendidikan di Batam.

Hal yang sama juga disampaikan Gintoyono Batong, Kepala Dinas Tata Kota Batam. "Ada lima sekolah baru yang tidak akan dibangun tahun ini," ujarnya.

Kelima sekolah yang gagal dibangun tahun ini, antara lain SD Negeri 011 Seidaun, SD Negeri 018 Tembesi, SD Seipelunggut, SMP Negeri 42 Dapur 12 dan SMP Negeri 43 Mega Legenda.

Muslim Bidin yang mengakui kegagalan tersebut akan berpengaruh serius terhadap penerimaan murid baru pertengahan tahun ini, mengatakan pihaknya terpaksa mencari alternatif sekolah lain untuk menampung murid baru.

"Kami akan data sekolah yang terdekat dengan sekolah-sekolah yang belum memiliki gedung yang memadai. Kemungkinan besar kami akan buka kelas persiapan lagi," jelasnya.

Namun demikian, solusi itu pun akan sulit dilakukan mengingat sekolah-sekolah yang sudah ada juga memiliki jumlah murid yang padat meskipun sudah diterapkan kelas pagi dan siang.

Sehingga murid-murid yang belum memiliki gedung akan sulit menumpang di sekolah yang sudah padat tersebut.