Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peringatan Puncak Ritual Hari Sembahyang Kubur

Cheng Beng, Momen Wisata Religius Masyarakat Tionghoa
Oleh : Ardi/Juhari/Dodo
Kamis | 05-04-2012 | 15:41 WIB
Acara_Psmti.jpg Honda-Batam

Wakil Bupati Lingga Drs. Abu Hasim,MM menyerahkan cindera mata pada tokoh perwakilan masyarakat Tionghoa Perantauan di gedung PSMTI Dabo Singkep.

LINGGA, batamtoday – Jelang tradisi Perayaan Cheng Beng, masyarakat Tionghoa di Lingga bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kabupaten Lingga menggelar acara pertemuan di Gedung PSMTI Dabo Kecamatan Singkep Kabupaten Lingga pada Rabu malam (4/4/2012 ).

Cheng Beng merupakan tradisi yang diperingati setiap tahun yakni 10 hari menjelang maupun sepuluh hari sesudah 5 April. Cheng Beng merupakan puncak ritual dari  acara sembahyang kubur. Sebagian besar warga Tionghoa memaknai Cheng Beng jauh lebih sakral dari perayaan Imlek.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Lingga Abu Hasim menyampaikan bahwa pertemuan ini sebagai rancangan dan memotivasi sehingga dapat memberikan apresiasi kaum perantauan asal Lingga yang berada di Malaysia, Singapura, Thailand dan Cina  agar dapat nantinya melestarikan budaya daerah dan informasi seputar Kabupaten Lingga, serta dapat meningkatkan persaudaraan sesama warga perantauan dan tempatan.

Ketua PSMTI Kabupaten Lingga Ayun mengatakan peringatan hari besar sembahyang kubur merupakan bakti kepada orang tua menjadi dasar dari segala perbuatan.

"Utamanya adalah bakti saat orang tua masih hidup dengan berusaha membalas jerih payah mereka membesarkan kita. Kemudian Saat orang tua telah meninggal dunia, kita mengenang dan mengingat pengorbanan mereka dengan mendoakannya," tutur Ayun kepada batamtoday.

Ayun juga menyampaikan dengan ketersediaan sarana maupun pra sarana yang memadai serta berkualitas, tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi warga kaum Tionghoa yang tengah merayakannya untuk tidak semata menjadikan Cheng Beng sebagai moment wisata religius, melainkan juga tergerak untuk betah dan tertarik untuk berinvestasi di Lingga

Kegiatan ritual  sembahyang kubur, dimulai dengan membersihkan kuburan atau pendem biasanya dilakukan 10 hari sebelum  pelaksanaan Ceng Beng. Puncak kegiatan dilaksanakan pada tiap tanggal 5 April kalender Masehi. Kegiatan dilaksanakan sejak dini hari hingga terbit fajar dengan melakukan sembahyang dan meletakkan sesajian berupa aneka buah buahan (sam kuo), ayam atau babi (sam sang), arak, aneka kue, dan makanan vegetarian (cai choi), uang kertas (kim cin) dan membakar garu/hio.