Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Iuran BPJS Kesehatan Tak Perlu Naik, karena Bocornya Diduga Akibat Korupsi
Oleh : Irawan
Minggu | 01-09-2019 | 16:04 WIB
arief_puyuono10.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, mengatakan iuran BPJS Kesehatan tidak perlu naik. Karena sebenarnya, bukan masalah kurang besarnya iuran BPJS Kesehatan, tapi karena bocor selama ini alias dikorupsi

"Begini ya, sebelum menaikan iuran BPJS Kesehatan, kita audit dulu secara komprehensif pengunaan dana BPJS Kesehatan. Karena saya yakin banyak penyimpangan dan korupsi antara petinggi BPJS Kesehatan dan rumah sakit provider BPJS Kesehatan," kata Arief, Minggu (1/9/2019).

Menurut dia, selama ini banyak peserta BPJS Kesehatan tidak menggunakannya untuk berobat di rumah sakit. Jika memang ada bukti untuk pengeluaran jasa rumah sakit dan obat, sebaiknya dipublikan agar publik mengetahuinya.

"Jadi gini aja, pernah nggak peserta BPJS Kesehatan ketika mengunakan fasilitas rumah sakit untuk berobat setelah itu diberikan bukti pengeluaran biaya yang habis untuk berobat, baik untuk jasa rumah sakit maupun obat obatan di rumah sakit tersebut? Kan nggak ada selama selama ini," katanya.

Dengan tidak adanya bukti kuitansi kepada pasien BPJS Kesehatan, maka hal ini mudah untuk terjadi mark up yang disetujui oleh petugas BPJS Kesehatan selama ini dengan pihak provider Rumah Sakit

"Ini sumber kebocoran dana BPJS Kesehatan selama ini yang jumlahnya puluhan triliun, dan ini permainan antara pejabat BPJS Kesehatan dan rumah sakit provider BPJS Kesehatan. Nah, Sri Mulyani ngerti nggak itu," ujarnya.

"Karena menurut kawan-kawan saya yang berprofesi sebagai Aktuaria, sebenarnya premi yang dibayarkan ke BPJS Kesehatan oleh masyarakat selama ini lebih dari cukup. Hanya bocornya nggak tahan," tutupnya

Editor: Surya