Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kongres KSBSI ke-8 di Jakarta Dihadiri Seluruh Perwakilan Federasi Seluruh Indonesia
Oleh : Harjo
Kamis | 27-06-2019 | 18:53 WIB
kongres-kspsi1.jpg Honda-Batam
Kongres KSBSI ke-8 di Jakarta. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kongres Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), yang dihadiri oleh Delegasi dan peninjau dari perwakilan masing Federasi, Korwil Se-Indonesia, secara resmi dibuka, Kamis (27/6/2019) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.

Dalam pembukaan kongres tersebut, selain dihadiri Dirjend Kementrian Tenaga Kerja, Hayani, turut dihadiri oleh perwakilan Apindo, BPJS, serta undangan lainnya baik dalam dan luar negeri, serta ketua MPO Rekson Silaban, Presiden KSBSI Mudofir dan unsur DEN KSBSI.

Sekjen KSBSI, Edward Maepaung dalam sambutannya menyampaikan, pada Kongres ke-8, yang akan memilih kembali presiden KSBSI untuk priode empat tahun kedepan, mengysubg tema kerja layak dan transisi yang adil, menghadapi Indonesia digital.

"Sesuai dengan tema tersebut, jelas menjadi sebuah tantangan serikat buruh," katanya.

Momentum kongres tahun ini, kata Edward bertepatan dengan 100 tahun Intenasional Labour Organation (ILO) dan pencapaiannya. Begitu juga, KSBSI sudah melakukan pencapaian dialog baik tingkat nasional hingga daerah, terutama selama tiga tahun ini, bantu dari beberapa negara.

"Dalam kongres ini, harua dibuat lebih santai. Dan apa bila nantinya, ada permasalahan maka dilakukan dialog dengan baik," harapnya.

Sementara ketua MPO KSBSI Rekson Silaban, menyatakan Asrama Haji menjadi tempat membuat sejarah, karena Kongres dalam momentum, setelah digelarnya Pilpres 2019. Karena setalah Pilpres maka akan ada pemerintahan baru dan kabinet baru.

Selama ini, serikat buruh sering mengikuti dan mengambil isu, maka kedepaan harus di depan. Dimana masa depan SBSI harus jelas, setelah buruh tanpa majikan seperti ojek online dan sejenisnya, hal ini keberaraan serikat buruh harus bisa menempatkan diri demi kelangsungannya ke depan.

"Mari kita putuskan nasib kita, bukan mesin yang memutuskan nasib kita," imbuhnya.

Rekson menegaskan, bagaimana SBSI tetap hidup dan eksis selama ini, karena kalau demo semua bisa demo, segi advokat juga sama semua bisa. Namun hanya satu keunggulan SBSI selama ini, yaitu bisa melakukan pengkaderan. Ini salah satu sisi yang harus tetap dipertahankan.

Editor: Yudha