Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cegah Kenaikan Harga Obat Generik

DPR Minta Menkes Kompak dengan Menteri BUMN
Oleh : Surya Irawan/Dodo
Senin | 19-03-2012 | 17:15 WIB

JAKARTA, batamtoday – Kenaikan harga BBM biasanya akan memicu kenaikan harga bahan pokok lainnya termasuk harga obat generik esensial yang banyak digunakan kalangan masyarakat menengah ke bawah mengingat sebelumnya Meneg BUMN berjanji tidak akan menaikkan harga obat generik yang diproduksi oleh BUMN. Namun justru berbanding terbalik dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menetapkan kenaikan harga obat sebesar 6 hingga 9 persen. 

“Menteri Kesehatan seharusnya bisa kompak dengan Menteri BUMN untuk mencegah kenaikan harga obat Generik, kenapa kebijakannya berbeda satu sama lain?,” kata Anggota Komisi IX DPR RI Herlini Amran, Senin (19/3/2012). 

Sebelumnya Dirjen Binafar dan Alkes Kemenkes juga telah berjanji akan mengendalikan harga obat generik jelang kenaikan BBM yang volumenya menguasai 40 persen peredaran obat di masyarakat. 

Legislator Partai Keadilan Sejahtera ini mendesak Kemenkes untuk dapat menjamin bahwa berapa pun penyesuasian harga obat generik kedepan tidak akan membebani pasien Jamkesmas dan Jamkesda.  

“Karena itu revisi plafon pembiayaan Jamkesmas/Jamkesda harus dijamin akan beropersional di lapangan, dan mampu diterima penyelenggara jaminan kesehatan di semua daerah,” ujarnya. 

“Kemenkes harus menjamin harga obat generik di pasaran sesuai dengan HET, dan menertibkan apotek/faskes yang menjual obat generik kepada masyarakat umum di atas HET,” tambah Anggota DPR asal Kepulauan Riau ini.

Herlini juga meminta Kemenkes untuk serius menyusun strategi pemenuhan obat generik nasional untuk menyongsong BPJS Kesehatan melalui penguatan bahan baku dan kapasitas produksi obat generik, dan pengontrolan penggunaan obat generik di faskes. Jangan sampai penyesuaian harga obat generik sekarang berimplikasi negatif terhadap skema biaya kesehatan yang dilaksanakan BPJS kelak.

“Setiap keputusan Kemenkes menaikan harga obat generik sesungguhnya bukan solusi cerdas yang pro-rakyat, melainkan reaksi tambal sulam karena ketidakmampuan Pemerintah merealisasikan ketahanan obat nasional,” pungkas Herlini.