Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Arief Poyuono Minta KPK Panggil Dirut BTN, Diduga Terkait 'Nyanyian' Bowo Sidik soal Nusron Wahid
Oleh : Irawan
Rabu | 10-04-2019 | 13:40 WIB
arief_puyuono.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono diduga 'nyanyian' Bowo Sidik Pangarso yang menyebut nama Nusron Wahid sebagai pemberi perintah untuk mengumpulkan uang demi 'serangan fajar'.

"Just info aja ya Bowo Pangarso itu masih familynya Dirut Bank BTN loh. Nah, dugaan Bowo Pangarso disuruh sama Nusron Wahid Saya rasa sangat kuat ya, karena Nusron itu koordinator pemenangan Joko Widodo-Maruf Amin di Jawa Tengah loh," kata Arief Poyuono dalam keterangannya, Rabu (10/4/2019).

Arief menegaskan, ada Dirut Bank BUMN ditugaskan untuk memenangkan pasangan 01 Joko Wdodo-Maruf Amin (Jokowi-Maruf) dan sering turun ke Jawa Tengah.

"Nah, KPK harus panggil juga dong Dirut Bank BTN untuk dimintai keterangan kasus Bowo Pangarso, siapa tahu banyak juga Tim dari TKN yang menukar pecahan uang 20 ribu di Bank BTN dari uang haram alias uang hasil malakin BUMN untuk disebar pakai amplop cap Jempol," tuding Arief.

Namun, yang pasti kata Arief, Nusron Wahid akan membantah dan menyatakan tidak menyuruh Bowo Pangarso untuk mengumpulkan uang untuk 'serangan fajar.

"Saya tantang Nusron Wahid datangi ke KPK dong kasih penjelasan ke KPK terkait pengakuan Bowo Pangarso," tegasnya.

Menurut Arief, tidak mudah menukarkan uang pecahan Rp 20 ribuan senilai Rp 8 milyar yang dimasukkan dalam amplop putih cap jempol, yang dikumpulkan sama Bowo Pangarso atas perintah Nusron Wahid.

"Itu enggak gampang ngumpulinnya dari bank, dan tidak mungkin pecahan Duit 20 ribu itu didapat dari Bank Indonesia, pasti dari bank operasional seperti bank BUMN misalnya Bank BTN," tandas Arief Puyuono.

Sebelumnya, tersangka kasus dugaan suap anggota DPR Bowo Sidik Pangarso buka-bukaan soal adanya perintah untuk mengumpulkan uang demi 'serangan fajar'. Bowo menyebut nama Nusron Wahid dan Partai Golkar.

"Saya diminta oleh partai menyiapkan 400 ribu.... Nusron Wahid meminta saya untuk menyiapkan 400 ribu. Diminta oleh Nusron Wahid untuk menyiapkan itu," kata Bowo setelah menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (5/4/2019).

Nusron pun membantah pengakuan Bowo Sidik. Nusron menegaskan tak pernah memerintahkan Bowo Sidik menyiapkan amplop serangan fajar. Dia membantah pengakuan anggota Komisi VI DPR itu.

Editor: Surya