Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Siswi SMP Dainiaya 12 Pelajar SMA, Ini Curhat 2 Warganet Beberkan 'Kegilaan' Pelaku
Oleh : Redaksi
Rabu | 10-04-2019 | 11:29 WIB
cuitan.jpg Honda-Batam
Beberapa cuitan warganet di medsos. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Pontianak - Kasus pengeroyokan siswi SMP Audrey alias AU di Pontianak, Kalimantan Barat, oleh 12 siswi SMA mendapat sorotan dari banyak pihak. Bahkan, kasus itu kini menjadi trending topic dunia dengan tagar #justiceforaudrey di jejaring sosial Twitter.

Satu persatu warganet mengecam aksi pelaku kepada AU. Ada beberapa warganet yang juga membeberkan aksi lain pelaku. Salah satunya pengguna akun @ilu******ado yang mengabarkan bahwa ini bukan kejahatan kali pertama pelaku.

Warga Twitter tersebut @ilu******ado mengaku berada satu grup dengan sepupu AU. Dalam kicauan tersebut, sepupu AU menyampaikan pernyataan tantenya yang bilang bahwa AU bukan korban pertama. AU korban ke-dua.

Pun akun @ilu******ado melampirkan bukti chat yang mengklaim betapa kejamnya para pelaku penganiayaan AU tersebut. Dia juga ikut menuliskan tagar #JusticeForAudrey.

"HALO!! Lagi, tolong #JusticeForAudrey diangkat lagi ini penting!! Jadi aku kebetulan se-grup sama sepupunya Audrey and kata sepupunya, tantenya Audrey bilang kalau... AUDREY ITU KORBAN KEDUA. Ini bukti chat dan betapa kejamnya sudah pelaku-pelaku itu," cuit akun @ilu******ado.

Dalam bukti chat tersebut, dikatakan bahwa ada korban selain AU. Namun, korban tersebut tidak berani melapor karena diancam oleh para pelaku. Orang yang diklaim sebagai tante AU itu menuliskan akan menemui korban sebelumnya.

Di cuitannya, akun @ilu******ado berkicau bahwa korban pertama bahkan ikut membesuk AU. Dikicaukan, ayah dari korban pertama tersebut adalah seorang polisi. Tapi karena trauma, dia memendamnya.

"Korban pertama ini bahkan jenguk Audrey,dan BAPAKNYA KORBAN PERTAMA POLISI. Tapi saking traumanya dia gak mau speak up jadi di pendam saja itu," cuit akun @ilu******ado.

Berikut kicauan lain akun @ilu******ado:

"JADI AUDREY IS NOT THE FIRST!! SHE'S THE SECOND AND BEFORE IT'S GETTING WORSE, PLEASE!! HELP THIS CASE. #JusticeForAudrey. (Fyi semua info ini benar tidak diada-ada hanya karena ingin memojokkan pelaku dan sudah mendapat izin dari tante Audrey sendiri melalui sepupunya Audrey)."

"Gaez nomor keluarga Audrey sudah diberikan ke bang Hotman Paris. Semoga diberikan jalan keluar dan katanya jangan caci maki pelaku agar mendapat perlakuan yang sama. Kataku, nggak apa-apa sih kesal, lagian pelakunya selow gitu juga di kantor polisi. Arahin kasusnya dengan baik pokoknya."

"U know guys i'm sorry nggak bisa balasin kalian satu-satu dan gue bukan nyari pemes dengan angkut case Audrey ini ya. Gue ingin bantu banget agar Indonesia lebih baik. Gue bahkan bukan bagian dari keluarga Audrey but..."

"Melihat kalian respons walau dengan kata, retweet dan like apapun itu membuat gue nangis karena kalian begitu care dengan Audrey dan teman lain yang terkena pembully-an. God will always on our, Audrey, her family and other victims side."

Curhat warganet lain, @ann*******war juga mengamini bahwa bukan merupakan tindakan atau aksi pertama dari para pelaku. Dia pun membeberkan kesaksian seseorang yang mengaku adiknya juga dianiaya pelaku.

"Mba katanya ini bukan kali pertamanya mereka melakukan pembullyan, kayak nya emang ada mental psikopat deh," cuit akun @ann*******war.

Sebelumnya diberitakan, AU (14), siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dianiaya 12 siswi dari sejumlah sekolah menengah atas (SMA) di Kota Pontianak.

Akibatnya, AU mengalami luka fisik dan psikologis yang cukup serius. Dia pun harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Ibu korban yakni LM menuturkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada 29 Maret 2019 kemarin setelah dirinya mendapat laporan dari anaknya AU.

Sebagaimana diketahui, AUD (14), siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dianiaya 12 siswi dari sejumlah sekolah menengah atas (SMA) di Kota Pontianak.

Akibatnya, AUD mengalami luka fisik dan psikologis yang cukup serius. Dia pun harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Ibu korban yakni LM menuturkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada 29 Maret 2019 kemarin setelah dirinya mendapat laporan dari anaknya AUD.

Secara rinci, LM menjelaskan bahwa kejadian bermula saat korban dijemput oleh satu di antara 12 pelaku yakni DA di kediaman kakeknya sekitar pukul 14.00 WIB. DA yang merupakan siswi SMA di Pontianak itu meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya yakni PO, dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.

AUD yang tidak mengenal DA lantas menyetujui hal itu, hingga AUD bertemu dengan PO.

“Setelah bertemu PO, ternyata yang menjemput tidak sendiri melainkan empat orang. Kemudian AUD dan PO dibawa ke tempat sepi di belakang Aneka Paviliun Jl. Sulawesi,” ujar LM yang sesekali menyeka air matanya seperti dikutip Kalbarupdate.com--konten partner SUARA.com--, Selasa (9/4/2019).

Setibanya di lokasi tersebut, terjadilah cekcok yang dikompori oleh salah seorang siswi yang diduga menjadi provokator yakni SF, sehingga terjadilah duel antara DA dan PO.

Sementara tiga teman DA yakni NN, TP dan FC juga melakukan kekerasan terhadap AUD dengan mulai dari mem-bully, menjambak rambut, membenturkan kepala AUD ke aspal hingga menginjak perutnya.

“Ketika dia bangun, mukanya ditendang dengan sepatu sendal gunung sehingga terjadi pendarahan dalam hidung korban serta terdapat benjolan dan luka dalam di kepala,” terangnya.

Salah seorang pelaku lainnya yakni TR bahkan mencoba merusak kemaluan AUD dengan cara mencolok kemaluan korban menggunakan jari dengan maksud untuk membuat korban tidak lagi perawan sehingga menyebabkan pembengkakkan di area kewanitaan korban.

“Itu yang saya tak terima, sampai mau merusak kemaluan anak saya,” ucapnya sedih.

Sumber: www.suara.com
Editor: Chandra