Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DLH Kota Batam Diminta Segera Hentikan Tambang Pasir Ilegal Kawasan Dam Tembesi
Oleh : Hendra Mahyudi
Jumat | 01-03-2019 | 16:04 WIB
bukit-tembesi-gundul1.jpg Honda-Batam
Bukit sekitar Dam Tembesi gundul akibat aktivitas tambang pasir ilegal. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Masih maraknya aktivitas tambang pasir ilegal di area bukit kawasan Dam Tembesi, ditanggapi oleh Camat Sagulung, Reza Khadafi.

Ia mengaku mulai risih dengan aktifitas penambangan pasir di sepanjang bibir waduk tersebut. Pasalnya warga sekitar terutama petani mulai meresahkan keberadaan tambang illegal yang tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga menimbulkan gelegak (gejolak) tersendiri di antara warga.

Meski sebagian warga, dalam hal ini para pekerja tambang terbilang terbantu karena mendapatkan penghasilan sementara dari aktifitas tambang. Namun masyarakat lainnya yang tak terlibat, terutama petani yang menggantung hidupnya di sepanjang waduk tersebut merasa terganggu, karena mencemari dan merusak lingkungan.

"Yang tidak setuju ini lebih banyak dan sering komplain ke kami. Wajar masyarakat menolak, karena merusak lingkungan dan itu juga tidak diperbolehkan," ujarnya, Jumat (1/3/2019).

Demi merespon keluhan serta komplain masyarakat, pihak kecamatan Sagulung kembali menyurati Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Batam, untuk segera menindak lanjuti perkara illegal mining tersebut.

Karena menurutnya, pihak kecamatan tidak memiliki wenang ekstra untuk menertibkan, dan berharap agar DLH segera menindak lanjutinya ke pihak terkait agar merespon keluhan masyarakat tadi.

"Sudah sering kita sampaikan ke DLH. Mungkin DLH masih koordinasi dengan DLH provinsi ataupun instansi lain. Kita berharap ini segera ditindak, karena kelestarian lingkungan sekitar dam terancam," jelasnya.

Jhoni, seorang tokoh masyarakat di Kelurahan Tembesi mengatakan, aktifitas tambang pasir illegal ini sangat berdampak pada banyak hal. Selain merusak lingkungan waduk, jalan raya yang dilalui truk pengangkut pasir juga jadi kotor dan kumuh.

Hal ini dikarenakan, monster-monster besi pengangkut pasir itu tidak menutupi bak muatan mereka, sehingga pasir dengan mudah bercecer di sepanjang jalan Trans Barelang.

"Yang lebih mengkuatirkan lagi kerusakan lingkungan. Habis semua bukit di sepanjang jalan ini, kalau ini terus dibiarkan," katanya.

Diduga maraknya aktifitas illegal mining di sepanjang bukit dekat area waduk tersebut ada karena permainan pihak-pihak tertentu, demi keuntung pribadi dan kelompoknya. Karena, meskipun sudah bertahun-tahun beraktifitas, namun sejauh ini upaya penertiban masih sangat minim dan malah bukit-bukit baru perlahan mulai digunduli.

Penertiban yang dilakukan selama ini sepertinya hanya sebatas teguran saja, sehingga aktifitas tambang kembali berjalan dan terus bertambah dari waktu ke waktu, menunggu kegersangan dan kehancuran di waduk air Tembesi.

Editor: Yudha