Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ketua DPR akan Jadi Keynote Speaker dalam Dialog Budaya Tentang Karakter Bangsa
Oleh : surya
Rabu | 29-02-2012 | 20:56 WIB

JAKARTA, batamtoday-Ketua DPR Marzuki Alie akan menjadi keynote speaker dalam dialog budaya tentang karakter bangsa yang bertujuan untuk mencari solusi terhadap permasalahan bangsa. Dialog yang mengambil tema 'Melestarikan Budaya Membangun Karakter Bangsa' itu juga akan dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, tokoh nasional, tokoh politik, anggota DPR, budayawan, mahasiswa, pelajar dan masyarakat itu akan digelar di Gedung DPR pada Jumat (2/3) mendatang.

Subagyo Partodihardjo, ketua penggagas dialog di Jakarta, Rabu (29/2) mengatakan, dialog ini wujud keprihatinan terhadap nama besar bangsa Indonesia yang dahulu dikenal memiliki kearifan dalam mendidik dan budi pekerti. Berubah dratis menjadi budaya kekerasan, bahkan pengelola negara sendiri telah terjebak dalam prilaku korupsi, kolusi, nepotisme dan gaya hidup hedonisme.

"Persoalan bangdsa ini akan menjadi bahasan dialog. Dialog ini diharapkan mencari jawaban, benarkah kita telah lalai mewariskan nilai-nilai luhur budi pekerti pada generasi penerus bangsa. Dengan kondisi sekarang mungkinkah kita dapat meweujudkan masyarakat modern yang tetap berpribadian Indonesia, yang dari nilai budayanya sudah mulai luntur," kata Subagyo.

Subagyo mengatakan, Ketua DPR Marzuki Alie akan menjadi keynote speaker, yang akan dilanjutkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh dalam urun rembuk atas penyelesaian persoalan bangsa. Sementara narasumber lain dijadwalkan untuk menyampaikan pandangannya adalah mantan Menteri Kebudayan dan Pariwisata Kabinet Gotong Royong I Gede Ardika, budayawan sekaligus dosen satra Universitas Jember Prof Ayu Sutarto, dan Ketua Umum Persatuan Umum Persatuan Pedalangan Indonesia  (Pepadi) Ekotjipto.

"Tetapi semua yang hadir diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangannya, termasuk pada wartawan dan tokoh-tokoh partai politik," katanya.

Dalam dialog budaya tentang karakter bangsa ini juga akan diselingi pagelaran wayang Kulit Nusantara berbahasa Indonesia berdurasi sekitar satu jam dengan cerita Semar Mbangun Kahyangan dengan dalang Ki Lego Suprapto. "Ini untuk mengingatkan segenap pihak bahwa ditengah masyarakat sejak lama sudah ada tontonan kesenian yang berperan sebagai tuntutan luhur budi pekerti. Kita sengaja bawakan dalam Bahasa Indonesia, bukan Bahasa Jawa karena kita ingin orang Batak dan lain-lain bisa menikmati Wayang Kulit," katanya.

Sebab, ia telah memiliki program untuk menghidupkan kembali beberapa kesenian wayang diberbagai daerah, bukan hanya kesenian Wayang kulit saja. "Kita akan hidupkan Wayang Palembang Sumatera Selatan, Wayang Saksak Nusa Tenggara Barat dan lain-lain. Ini dalam rangka melestarikan budaya dan meningkatkan budi pekerti," katanya.

Sementara terkait lakon semar Membangun Kahyangan yang akan digelar di sela-sela dialog tentang karakter bangsa ini bercerita tentang kegalauan tokoh Semar pada kondisi negerinya. Semar galau pikirannya dan merasa prihatin melihat berbagai persoalan di Kerajaan Amarta. Ia sedang prihatin melihat prilaku pera pemimpin dan nayaka praja Amarta yang tidak melihat rakyat lagi.

"Para pejabat keraton mengalami degradasi moral yang seharusnya mengayomi rakyatnya malah menjauhi dan tidak merakyat. Mereka memimpin tanpa hati nurani. Semara ingin pamit meninggalkan Pandawa jika pada satria Pandawa tidak mengubah prilaku mereka. baginya perilaku buruk para pemimpin akan mempengaruhi rakyatnya sendiri di Amarta," kata Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Demokrat ini.