Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Omzet Pedangan Aksesoris Imlek di Karimun Naik Hingga 50 Persen
Oleh : Wandy
Jum\'at | 01-02-2019 | 11:04 WIB
imlek-penrak-pernik-karimun.jpg Honda-Batam
Salah satu toko penjual pernak pernik Imlek di Kabupaten Karimun. (Foto: Wandy)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Jelang perayaan Imlek 2570 tahun 2019, yang jatuh pada tanggal 5 Februari 2019, tampak sejumlah toko penjualan pernak pernik khas Tionghoa di Kabupaten Karimun ramai diburu warga.

Seperti biasanya, perayaan Imlek kali ini juga membawa berkah tersendiri. Omset pedagang pernak pernik dan aksesoris Imlek pun meningkat hingga 50 persen.

Perayaan Imlek merupakan memontum yang sangat ditunggu setiap tahun khususnya bagi warga keturunan Tionghoa. Karena berdasarkan astrologi China yang ditetapkan Dinasti Han pada kalender lunar China bahwa tahun baru Imlek 2570 tahun 2019 yang dikenal sebagai tahun babi dengan unsur tanah dipercaya sebagai tahun pembawa keberuntungan dan berkat bagi warga keturunan Tionghoa.

Seperti halnya, Erlina, owner salah satu toko pernak pernik Imlek di Kabupaten Karimun mengaku toko miliknya mulai ramai dikunjungi warga, terlebih toko tersebut menawarkan beragam jenis peralatan Imlek.

"Kita jual mulai dari aksesoris hingga Ingliu. Kalau untuk harga bervariasi yang ditawarkan dan cukup terjangkau, mulai dari harga Rp3.000 hingga Rp350.000," kata Erlina kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (1/2/2019).

Ia juga mengaku untuk omzet yang dia dapatkan dibanding hari biasa jauh naik hingga 50 persen. "Untuk omzet yang kita dapatkan naik sangat berbeda pada hari biasa," ucap dia.

Sementara itu, Jo salah satu pembeli aksesoris Imlek mengatakan, pihaknya membeli aksesoris untuk menghiasi rumahnya yang telah menjadi tradisi setiap tahun. "Ya kebetulan setiap tahun saya pasti beli aksesoris untuk menghias rumah. Dan kalau kata orang-orang yang paling banyak diminati pembeli aksesoris Nana dan Nana. Dan aksesoris Imlek identik dengan warna Merah karena dipercaya menghidupkan suasana rumah," kata dia.

Editor: Gokli