Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sikap Toleransi dan Kerukunan Bisa Jadi Kebanggaan dan Kekuatan Utama di Indonesia
Oleh : Irawan
Rabu | 30-01-2019 | 12:28 WIB
panitia_natal.jpg Honda-Batam
Ketua DPR Bambang Soesatyo saat menerima Panitia Bersama Perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 MPR, DPR, dan DPD RI

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai sikap toleransi dan kerukunan merupakan dua kebanggaan yang dimiliki Bangsa Indonesia. Sehingga kemajemukan yang ada di masyarakat Indonesia bukan malah menjadi pemecah belah, melainkan menjadi kekuatan utama.

"Agama apapun mengajarkan kita untuk senantiasa menyebarkan cinta dan kasih kepada sesama. Karena itu, siapapun tidak boleh menjadikan agama sebagai alat permusuhan. Dalam konstitusi UUD 1945 dengan tegas disebutkan negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu," ujar Bamsoet saat menerima Panitia Bersama Perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 MPR, DPR, dan DPD RI, di ruang kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Selasa (29/01/2019).

Politisi Partai Golkar ini yakin perayaan Natal yang akan diselenggarakan di ruang Pustaloka Gedung Nusantara IV DPR RI, tanggal 6 Februari 2019, bisa berlangsung secara khidmat.

Perayaan tersebut harus dijadikan momentum sebagai sarana menyebarkan kebajikan kepada sesama. Sehingga, semakin menguatkan rasa solidaritas kebangsaan dan menyejukan interaksi sosial.

"Sebagai representasi rakyat, perayaan Natal dan Tahun Baru maupun hari besar agama lainnya di lingkungan MPR, DPR dan DPD RI harus bisa menginspirasi masyarakat luas. Bahwa tidak ada yang lebih indah selain kita bisa hidup berdampingan secara damai, saling menghormati dan menghargai, serta senantiasa berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi di setiap harinya," tutur Bamsoet.

Bamoset mengingatkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan perbedaan bukan sebagai sumber permusuhan. Melainkan agar semua umat bisa saling mengenal satu sama lain. 

"Disinilah pentingnya membuka ruang dialog antar pemeluk agama. Melalui dialog, kita bisa saling menguatkan satu sama lain. Walapun kita tidak bersaudara dalam seiman, namun kita bersaudara dalam kemanusiaan. Gus Dur juga pernah mengingatkan bahwa yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan," pungkas Bamsoet. 

Editor: Surya