Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buruh Hadang Truk Pengangkut Asset PT Nutune
Oleh : Gokli/Dodo
Selasa | 28-02-2012 | 13:01 WIB
hadang-aset.gif Honda-Batam

Puluhan buruh PT Nutune saat menghadang truk pengangkut aset milik perusahaan tersebut yang hendak dijual. (Foto: Gokli/batamtoday).

BATAM, batamtoday - Suasana PT Nutune kembali memanas setelah puluhan buruh perusahaan tersebut menghadang sebuah truk yang hendak digunakan untuk mengangkut asset perusahaan. 

Penghadangan itu dilakukan lantaran buruh marah dan menolak asset perusahaan dikeluarkan sebelum tuntutan pesangon paket 2N disepakati. 

"Penuhi dulu tuntutan kami, baru asset itu bisa dijual," ujar beberapa buruh sambil menghadang supaya di pintu pagar, Selasa (28/2/2012) sekitar pukul 12.45 WIB. 

Informasi yang dihimpun batamtoday di lapangan, pada pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB buruh melakukan perundingan dengan pihak manajemen, dimana pada saat perundingan buruh menuntut tiga poin yakni upah bulan Februari supaya dibayat penuh, upah bulan Maret supaya dibayar penuh setelah perusahaan tutup, dan pemilik perusahaan, Peter Graham supaya datang ke Batam untuk berunding dengan buruh. 

Dari tiga poin tuntutan buruh, hanya upah Februari yang disepakati untuk dibayar penuh, sementara upah untuk bulan Maret akan dibayar penuh bagi 40 orang buruh yang sudah menandatangani pensangon paket 1N. 

"Saya hanya memperjuangkan yang kooperatif dengan manajenen, yang tidak kooperatif saya tak mau bayar," kata Pungkas, salah seorang buruh menirukan perkataan Rini Hamarto, manajer HRD PT Nutune. 

Pungkas menambahkan, mendengar perkataan Rini tersebut secara spontan buruh langsung marah, terutama yang menolak pesangon 1N, sehingga truk yang akan membawa asset berupa IC seharga Rp1,7 miliar dan komponen produksi seharga ratusan juta rupiah. 

"Tuntutan tak ada yang dipenuhi, asset sudah mau dikeluarkan, makanya kami hadang di gerbang supaya tak bisa keluar," paparnya. 

Melihat aksi puluhan buruh itu, Rina langsung turun menghadapi buruh. Ia berusaha supaya asset tersebut bisa keluar dari lokasi perusahaan. 

"Kalau barang ini tak bisa keluar, gaji bulan Februari tidak akan saya bayar," ancam Rina terhadap puluhan buruh yang menghadang. 

Beberapa buruh yang sempat menginterogasi sopir truk mengatakan asset tersebut akan dijual ke salah satu perusahaan yang disebut-sebut bernama PT Metropolis.