Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mampu Hasilkan Laba Rp25 Juta/Tahun

Pengelolaan Dana Desa Teluk Sasah Layak Ditiru Desa Lain di Kepri
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 25-01-2019 | 09:52 WIB
dd-sardison.jpg Honda-Batam
Kapala Dinas PMD Dukcapil Provinsi Kepri, Drs Sardison, M.TP. (Pemprov Kepri)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Beberapa desa di Kepri telah membuktikan dana desa dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Seperti Desa Teluk Sasah yang telah berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp25 juta pada 2018 lalu.

"Teluk Sasah itu PADes (pendapatan asli desa) 2018 lalu di atas Rp25 juta. Itu pendapatan bersih. Mereka ada usaha konveksi dan penyewaan Ruko dan bangunan," ujar Sardison, Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Kepri, Rabu (23/1/2019) seperti dikutip situs resmi Pemprov Kepri.

Investasi pada usaha konveksi tersebut telah dilakukan selama dua tahun. Mulai dari melaksanakan pelatikan bagi pekerja konveksi hingga pengadaan peralatan produksi. Kini jasa konveksi tersebut menerima pesanan dari sekolah-sekolah dan masyarakat di sekitar.

BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) tersebut juga memiliki usaha penyewaan Ruko dan bangunan. "Ada yang disewa oleh masyarakat dan ada yang disewa pihak swasta untuk ATM (anjungan tunai mandiri)," sebut Sardison.

Memang desa diminta untuk mengelola potensi dan sumber daya, untuk menggerakan ekonomi desa. Namun desa hanya diperbolehkan untuk mengelola potensi berdasarkan kewenangan desa.

"Tetap harus sesuai aturan. Yaitu desa bisa mengelola ekonomi masyarakat (individu) dan usaha ekonomi desa BUMDes," tambah Sardison.

Beberapa desa kini mulai mengelola wisata di daerahnya. Seperti di Telaga Biru di Busung yang kini telah viral. "Tetapi perlu diingat, begitu usaha desa mulai dirintis yang perlu dijaga adalah rasa aman dan nyaman, infrastruktur dan service," jelas Sardison.

Untuk infrastruktur, tidak hanya berupa fasilitas jalan hingga MCK (mandi, cuci, kakus) saja. Tetapi juga jaringan telekomunikasi. "Sekarang orang kalau ke tempat wisata mau foto-foto dan langsung upload di media sosial. Mereka butuh rasa aman untuk tetap bisa menghubungi kerabat. Ini juga penting," sebut Sardison.

Sardison yakin desa-desa di Kepri mampu meningkatkan perekonomian, tak kalah dari desa-desa di Jawa yang mampu membukukan penghasilan miliaran. Seperti Desa Ponggok di Klaten, yang mampu meraup penghasilan Rp14 miliar setahun.

"Saya yakin desa di Kepri mampu. Asal telaten, berani, memiliki inovasi dan yakin akan usaha. Jangan sebentar belum nampak hasil sudah menyerah. Potensi di Kepri ini luar biasa," ungkap Sardison.

Editor: Gokli