Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nasib Ratusan Buruh PT Nutune Semakin Tak Jelas
Oleh : Gokli/Dodo
Senin | 27-02-2012 | 17:11 WIB

BATAM, batamtoday - Nasib ratusan buruh PT Nutune Batam semakin tak jelas. Pasalnya perusahaan tidak mau membayar upah pesangon 2N, meskipun sudah dilakukan beberapa kali negosiasi dan aksi demo, namun hal itu tidak membuahkan hasil berupa kesepakatan.

Ratusan buruh itu pun semakin resah lantaran waktu untuk menandatangan pesangon 1N yang ditawarkan perusahaan semakin habis, dimana penandatanganan pesangon paket 1N dimulai tanggal 23 sampai 29 bulan ini. Sementara, bukti uang pembayaran berupa rekening bersama maupun jumlah uang untuk membayar pesangon tersebut tidak juga bisa ditunjukan oleh pihak perusahaan. Mereka tetap beralasan tunggu asset terjual dan uang tersebut akan dicairkan setelah perusahaan tutup tanggal 9 Maret 2012 mendatang. 

"Kami semua resah mas, tuntutan 2N belum ada kepastian, pesangon 1N juga semakin tak jelas. Katanya baru akan cair 31 Maret 2012, itupun setelah asset terjual," tutur salah seorang buruh mantan karyawan PT Thomson yang namanya enggan disebutkan. 

Banyak hal yang dirisaukan oleh buruh ini, salah satunya masalah jaminan uang pesangon tersebut. Sampai sekarang, meskipun waktu penandatanganan sudah semakin habis, pihak berusahaan tetap tidak bisa menunjukkan bukti ada tidaknya uang tersebut. Yang kedua, masalah waktu pencairan pesangon tersebut terlalau jauh dengan waktu penutupan perusahaan, padahal setelah perusahaan tutup tanggal 9 Maret 2012 semua aktivitas buruh dihentikan sampai tanggal 31 Maret 2012. 

"Bukti kalau uang pesangon itu akan cair sama sekali tak ada mas, selain itu waktu tutup dan pencairannya sangat jauh, kenapa tak sekalian aja dicairkan pada saat perusahaan tutup, hal ini lah yang buat buruh semakin resah dan khawatir," terangnya. 

Di sisi lain, seorang buruh kontrak di PT Nutune mengatakan masalah pesangon 2N itu merupakan kerisauan buruh permanen, tapi tidak luput juga mereka lantaran sisa kontrak tidak dibayar penuh. Perusahaan hanya akan membayar 50 persen dari sisa kontrak yang ada. 

"Buruh kontrak juga merasa khawatir, katanya akan dibayar 50 persen sisa kontrak yang ada. Kalau seperti ini semakin tak jelas, wajar lah kami juga semakin resah," kata Narto, buruh kontrak PT Nutune.

Narto menambahkan, semua buruh baik permanen maupun kontrak di PT Nutune berharap pihak perusahaan memberikan kejelasan dan mau membuka hati untuk memenuhi hak-hak buruh di perusahaan tersebut. 

"Kami hanya minta perusahaan membayar semua yang menjadi hak kami tidak lebih daripada itu, bayar pesangon paket 2N dan bayar penuh sisa kontrak," ujarnya. 

Sebelumnya, buruh PT Nutune akan melakukan upaya apapun agar manajemen yang ada di Batam, Lim Mook Meng selaku Plant Manajer, dan Rina Hamarto manajer HRD maupun pemilik perusahaan, Peter Graham mau memenuhi semua hak-hak buruh berupa pembayaran pesangon 2N.  

"Kami akan lakukan apapun demi memperjuangkan hak-hak kami, termasuk pembayaran pesangon berformulasi 2N," tutur Putu, perwakilan buruh PT Nutune.  

Hingga saat ini, sebut Putu, ratusan buruh PT Nutune masih tetap komit memperjuangkan pesangon 2N dan tetap menolak pesangon yang ditawarkan pihak perusahaan yakni 1N.  

"Pemilik maupun plant manajer yang ada di Batam kayaknya tak punya hati nurani dan berhati batu. Mereka tak ada niat baik sama buruh di sini," katanya.