Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demi Pesangon Berformulasi 2N

Buruh PT Nutune akan Lakukan Apapun
Oleh : Gokli/Dodo
Sabtu | 25-02-2012 | 17:40 WIB
nutune-buruh-blokir-1.gif Honda-Batam

Buruh PT Nutune saat memblokir perusahaan kemarin. (Foto: Gokli/batamtoday).

BATAM, batamtoday - Buruh PT Nutune akan melakukan upaya apapun agar manajemen yang ada di Batam, Lim Mook Meng selaku Plant Manajer, dan Rina Hamarto manajer HRD maupun pemilik perusahaan, Peter Graham mau memenuhi semua hak-hak buruh berupa pembayaran pesangon 2N. 

"Kami akan lakukan apapun demi memperjuangkan hak-hak kami, termasuk pembayaran pesangon berformulasi 2N," tutur Putu, perwakilan buruh PT Nutune. 

Hingga saat ini, sebut Putu, ratusan buruh PT Nutune masih tetap komit memperjuangkan pesangon 2N dan tetap menolak pesangon yang ditawarkan pihak perusahaan yakni 1N. 

"Pemilik maupun plant manajer yang ada di Batam kayaknya tak punya hati nurani dan berhati batu. Mereka tak ada niat baik sama buruh di sini," katanya. 

Masih kata Putu, terkait alasan pihak perusahaan yang tidak sanggup membayar paket 2N dan harus membayar paket 1N dengan menjual asset terlebih dahulu, buruh menyikapi hal itu sagat tidak wajar dan tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. 

"Kalau kita hitung asset sebetulnya sanggup bayar pesangon 2N untuk 410 orang karyawan tetap dan pembayaran penuh sisa kontrak bagi 150 orang yang masih kontrak," lanjutnya.

Putu menambahkan, selama ini buruh sudah melakukan berbagai upaya termasuk perundingan dengan pihak manajemen yang ada di Batam tetapi hasil tetap tidak ada. Pihak manajemen ini dinilai tidak mau bertanggung jawab atas semua hak-hak buruh. 

"Perundingan yang kita lakukan tetap tidak menuai hasil, bahkan sempat diwacanakan akan mengutus delapan orang perwakilan buruh menemui Peter Graham di Singapura tapi itu sangat memberatkan termasuk masalah paspor dan lainnya. Maunya mereka (pihak perusahaan-red.) yang datang ke Batam lakukan perundingan dengan buruh," paparnya terkait wacana tersebut. 

Sebenarnya, buruh PT Nutune ini termasuk lugu dan akan mau bekerja sampai detik terakhir perusahaan tutup termasuk melakukan over time asalkan semua hak-hak diberikan sesuai dengan tuntutan. 

"Untuk pembayaran 2N paling sekitar Rp25 miliar di luar pajak dan kalau termasuk pajak hanya sekitar Rp30 miliar. Sementara asset yang ada masih sangat banyak misalkan ESMTY bernilai US$3,4 juta, material sekitar US$1,1 juta, Finishing Good US$1,4 juta dan spare parts sekitar Rp5 miliar. Dari ini saja sudah bisa bayar 2N, cuman niat baiknya itu saja yang tidak ada," jelasnya. 

Ironisnya, untuk pencairan pesangon 1N yang ditawarkan pihak perusahaan akan dilakukan pada 31 Maret 2012, padahal perusahaan sudah tutup tanggal 9 Maret 2012. Hal ini juga yang membuat ratusan buruh semakin bingung. 

"Buruh akan tetap lakukan perlawanan sampai hak-hak kami terpenuh. Perlawanan ini akan kami lakukan sampai pada titik jenuh, kalau seperti itu tak tau lagi yang terjadi. Manajemen berhati batu, buruh bisa berhati api," tegasnya. 

Di sisi lain, Gunawan Totok selaku ketua Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI) PUK Nutune menyebutkan akan lakukan langkah penyelesaian yang terbaik bagi buruh dan menejemen dengan suasana yang kondusif. 

"Apa yang menjadi permintaan buruh akan kita sampaikan ke pihak manajemen, tergantung prosesnya," pungkas Gunawan.