Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertemuan IJTI Kepri Berakhir Ricuh
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Sabtu | 25-02-2012 | 17:28 WIB

BATAM, batamtoday - Agenda pertemuan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kepri yang dilaksanakan di Hotel Mercure, Baloi, Sabtu (25/2/2012) berakhir ricuh setelah sebelumnya terjadi mosi tak percaya dari anggota kepada Ketua IJTI Kepri, Pramono. 

Pantauan batamtoday, situasi agenda pertemuan itu sudah mulai memanas sejak pertama kali dimulai. Anggota merasa kecewa dengan kepengurusan IJTI Kepri yang vakum dan tak mempunyai agenda kegiatan sejak dikukuhkan tiga tahun silam. 

Mosi tak percaya akhirnya disampaikan oleh beberapa anggota atas kepemimpinan Pramono yang dinilai jalan di tempat. Bahkan, sebagian anggota meminta agar kepengurusan IJTI Kepri dilakukan pergantian. Namun hal itu coba dimentahkan Pramono dan mengatakan dirinya masih siap memimpin IJTI Kepri. 

Selama ini, Pramono mengatakan, dirinya tak bisa bekerja dan menjalankan kepemimpinan di IJTI Kepri karena Surat Keputusan (SK) kepengurusan belum berada di tangannya. Dengan alasan belum ada legalitas dari Pemerintah, IJTI Kepri tak bisa berjalan seperti diharapkan para anggota.

Pernyataan Pramono itu kontan saja membuat para anggota emosi, sebab dalam waktu tiga tahun dikukuhkan tak ada satu agenda pun yang dijalankan IJTI Kepri karena alasan belum ada legalitas dari pemerintah. Bahkan, Pramono menuding ada pihak-pihak tertentu yang ingin menjatuhkannya dari kursi ketua IJTI Kepri.

Salah satu pihak yang dituding oleh Pramono akan melengserkan dirinya dari kursi ketua IJTI Kepri adalah Sogie Sahab dan Saiful Bahri, karena sejak awal kedua orang ini yang selalu mempertanyakan kepengurusan dan kinerja IJTI Kepri yang jalan di tempat. 

Bahkan dalam forum itu secara blak-blakan Pramono tak segan-segan menuding Sogie dan Saiful mempunyai maksud tertentu untuk menjatuhkan dirinya, sontak saja itu membuat Saiful marah dan akhirnya terjadi kericuhan dalam pertemuan itu. 

"Saya minta anda meralat perkataan anda tadi. Saya tak ada maksud tertentu seperti apa yang anda katakan," kata Saiful yang tak terima atas tudingan itu dan coba menyerang Pramono. 

Kericuhan itu langsung membuat heboh seluruh anggota dan berusaha  memenangkan amarah Saiful, tetapi Pramono tak bergeming dan tak mau meralat perkataan yang telah disampaikannya. 

Namun diakhir pertemuan, Saiful terus berusaha meminta Pramono meralat perkataannya itu sampai akhirnya Pramono menangis dan meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya. Hingga akhirnya pertemuan itu ditutup dan akan dilanjutkan sampai batas waktu yang belum ditentukan untuk menentukan IJTI Kepri ke depan. 

Usai pertemuan, Saiful mengatakan kericuhan dalam pertemuan tadi berawal dari kekecewaan anggota atas kepemimpinan Pramono yang tak bisa menjalankan wadah IJTI Kepri ini dan masih memaksakan untuk memimpin wadah ini kedepannya sampai masa tugasnya berakhir. 

"Seharusnya dia bisa legowo mundur karena tak mampu menjalankan kepemimpinannya selama ini, jangan pula menuding ada pihak-pihak tertentu yang ingin menjatuhkannya," kata Saiful. 

Mosi tak percaya yang disampaikan para anggota bukti atas kekecewaan anggota selama ini. Bahkan sebagian anggota sudah mengangap dia (Pramono, red)  sebagai ketua demisioner karena tak bisa bekerja dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini.