Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tak Kunjung Beroperasi, Pelabuhan Berakit Dinilai Hanya Gedung Pajangan
Oleh : Syajarul Rusydy
Jum\'at | 04-01-2019 | 16:04 WIB
pelabuhan-berakit12.jpg Honda-Batam
Pelabuhan Tanjung Berakit Bintan. (Foto: Syajarul)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Pelabuhan Tanjung Berakit, Kabupaten Bintan, yang pembangunannya menelan dana sebesar Rp52,9 dari APBN, hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan dioperasikan.

Hal ini menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat Bintan. Wawan salah satunya, pemuda Desa Berakit ini mempertanyakan apakah pelabuhan itu akan dibiarkan jadi gedung pajangan saja.

"Bingung juga, dari kemarin gitu-gitu aja. Gak nampak progresnya, mungkin dibangun hanya untuk pajangan, biar desa kami ini nampak ramai," cetus Wawan di Berakit, Jumat (4/1/2019).

Wawan sebagai putra asli Desa Berakit menginginkan pelabuhan itu dapat segera beroprasi, agar menjadi penunjang akses wisatawan untuk berkunjung ke Bintan. Secara tidak langsung mendongkrak prekonomian masyarakat desa.

"Kalau jalan kan bagus, kita masyarakat disini bisa kereatif. Apa apa bisa kita jual, seperti makanan, pernak pernik hasil kerajinan masyarakat dan lain sebagainya. Secara tidak langsung membantu melancarkan usaha kereatif masyarakat, dan mendongkrap prekonomian kami disini," kata Wawan.

Perlu diketahui, pelabuhan yang dirancang bertaraf internasional itu, informasinya telah menghabiskan dana APBN sebanyak Rp52,9 miliar. Tetapi, karena ada sejumlah kendala, pelabuhan itu masih membutuhkan dana sekitar Rp10 miliar lagi untuk bisa beroperasi.

Kepala Dishub Bintan, Yandrinsyah, melalui Tim Teknis Bidang Perhubungan Laut, M Ali Imron, mengatakan pelabuhan itu belum bisa difungsikan karena alur lautnya dangkal. Upaya pendalaman alur telah dilakukan beberapa kali, tetapi tetap saja belum bisa dilalui kapal besar.

Menyiasati terjadinya pendangkalan alur, kata Imron, pihaknya berencana membangun pemecah gelombang (breakwater). Namun, rencana itu belum bisa diwujudkan karena terkendala dana.

"Dalam mengantisipasi kedangkalan laut, kita telah mengusulkan pembangunan breakwater kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalu Dishub Provinsi Kepri. Pengajuan untuk tahun 2018," ungkap Imron, Rabu (15/3/2017).

Imron berujar, pihaknya sudah beberapa kali pendalaman alur, tapi tetap dangkal karena pasirnya dibawa ombak lagi. Dengan adanya breakwater, dia yakin kedalaman alur laut tetap terjaga dan tak perlu dilakukan pengerukan setiap tahunnya.

"Jika sudah ada breakwater, ketahanan alur laut bisa bertahan sampai 10 tahun," ujarnya.

Selain itu, sambung Imron, fasilitas di pelabuhan tersebut juga masih perlu dilengkapi, seperti ex-ray, Kantor Karantina Hewan dan Tumbuhan dan lainnya.

"Sarana dan prasana masih harus dibangun, untuk melengkapi kebutuhan pelabuhan," kata dia.

Editor: Yudha