Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Krakatau Steel Telan Kerugian USD 37 Juta Akibat Maraknya Baja Impor
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 04-01-2019 | 14:52 WIB
pabrik-baja1.jpg Honda-Batam
Suasana pembuatan baja di Pabrik Krakatau Steel, Cilegon, Banten, 26 November 2014. (Foto: Tempo.co)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim mengatakan hingga kuartal III 2018 perusahaan merugi sampai US$ 37 juta. Ia menjelaskan perusahaan telah merugi selama 6 tahun belakangan.

Karena itu, ia mengatakan saat ini tengah gencar melakukan restrukturisasi untuk menekan kerugian perusahaan.

"Dan kita saat ini sudah melakukan pembenahan fundamental, dalam industrinya sendiri gimana kita mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan industri baja nasional," ujar dia di BEI, Jumat (4/1/2018).

Adapun pembenahan dilakukan dengan cara perbaikan distribusi, rantai suplai, dan organisasi bisnis. Perusahaan, kata Silmy, juga terus mencari mitra strategis untuk mengembangkan bisnis ke depan.

Silmy juga mengeluhkan banyak baja impor yang masuk ke Indonesia belakangan ini. Hal itu menjadi salah satu faktor pendorong yang menyebabkan perusahaan terus mengalami kerugian.

Menurut dia, perusahaan saat ini harus bersaing dengan berbagai produk baja impor yang tidak dikenakan bea masuk karena adanya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 Tahun 2018. Karena itu, ia ingin agar Permendag tersebut bisa direvisi.

"Industri baja nasional selama 2 sampai 3 tahun ini terpukul karena baja impor bebas masuk. Kalau begini kita tidak akan bisa berkompetisi dengan sehat," ujar Dirut Krakatau Steel.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha