Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inflasi 2018 Kepri Capai 3,47 Persen, Lampauai Angka Nasional
Oleh : Ismail
Kamis | 03-01-2019 | 11:40 WIB
inflasi-di-kepri1.gif Honda-Batam
Ilustrasi inflasi di Kepri. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri mencatat inflasi gabungan dua kota di wilayah Kepri (Batam dan Tanjungpinang) tahun 2018 mencapai 3,47 persen, melebihi nasional sebesar 3,13 persen.

Kepala BPS Provinsi Kepri, Zulkipli menjelaskan, meski lebih tinggi dari nasional, namun inflasi Kepri tahun 2018 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, dari 4,02 persen di 2017 menjadi 3,47 persen di 2018.

"Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Batam dan Kota Tanjungpinang tahun 2018, masing-masing menunjukkan inflasi sebesar 3,65 persen dan 2,36 persen," katanya, Kamis (3/1/2019)

Zulkipli menjelaskan, inflasi di Kepri di 2018 didorong oleh kenaikan sejumlah komoditas, antara lain, tarif angkutan udara naik sebesar 0,59 persen, tarif listrik naik 0,30 persen, harga beras naik 0,26 persen, dan tarif rokok naik 0,22 persen.

"Transportasi udara tahun 2018 memang mengalami kenaikan cukup signifikan. Tidak hanya di Kepri, tapi juga hampir di wilayah tujuan wisata lainnya di Indonesia," jelasnya.

Terkait kenaikan tarif pesawat dan komoditas beras di 2018, lanjut Zulkipli, BPS menyarankan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kepri dapat melakukan upaya koordinasi bersama pihak penerbangan, agar tidak menaikan harga tiket terlalu tinggi. Begitu pula dengan pengawasan terhadap distribusi dan ketersediaan bahan makanan, supaya harga kebutuhan pangan tetap stabil.

"Saya pikir TPID sudah bekerja secara maksimal. Namun, memang ada beberapa hal yang di luar kendali mereka," tuturnya.

Zulkipli turut menambahkan, dari inflasi 23 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera. Kota Batam dan Kota Tanjungpinang masing-masing menduduki peringkat ke-2 dan ke-6.

"Sedangkan secara nasional Batam dan Tanjungpinang menduduki peringkat ke-10 dan ke-21 dari 80 kota yang mengalami inflasi se-Indonesia," katanya.

Editor: Dardani