Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dinkes Karimun Terus Berupaya Tekan Angka Gizi Buruk
Oleh : Wandy
Kamis | 15-11-2018 | 14:04 WIB
kadinkes-karimun12.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Rachmadi. (Foto: Wandy)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Penderita gizi buruk di Kabupaten Karimun menurun dari tahun sebelumnya, serta lebih kecil dari angka nasional.

Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun mencatat pada tahun 2017 untuk target maksimal 12 persen dari jumlah bayi penderita gizi buruk. Kemudian pencapaian untuk gizi buruk 0,6 persen dari target 3,9 persen, lalu gizi kurang 4,4 persen dari target 8,1 persen.

Pada 2018 target maksimal 11 persen dengan capaian dari Januari hingga September untuk penderita gizi buruk 0,5 persen dari target 3,9 persen dan gizi kurang 3,5 persen dari target 7,1 persen. Artinya angka tersebut tidak mengkhawatirkkan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi mengatakan, pihaknya akan terus berusaha menekan angka gizi buruk di Kabupaten Karimun, dan pihaknya juga menargetkan angka tersebut di bawah angka nasional.

"Kami menargetkan di bawah angka nasional yang artinya apabila RPJMN itu 17 persen maka kami berani menargetkan 11 persen maksimal dan ini target jelek, mungkin bisa turun lagi," kata Rachmadi, Kamis (15/11/2018).

Menurut dia, untuk menurunkan angka gizi buruk tersebut tentu dengan memperbaiki kehidupan ekonomi di masyarakat. Sebab apabila semakin baik kehidupan maka masyarakat pun akan semakin sejahtera. Selain itu juga perilaku orang tua juga harus diperbaiki, pasalnya masih banyak yang salah terhadap pola asuh bayi.

"Seperti pemberian asi eksklusif yang belum maksimal. Karena dari beberapa kasus gizi buruk yang kita temukan, dimana bayi yang masih berusia 3 bulan dikasi susu dewasa tentu itu langkah salah karena akan sangat mempengaruhi pada penyerapan anak," jelasnya

Apabila bayi tidak diberikan asi eksklusif maka akan beresiko, dimana bayi gampang tertular penyakit, resiko terhadap bayi gizi buruk serta resiko terhadap kecerdasan bayi. Karena untuk penambahan asupan makanan pada bayi di usia 6 bulan baru boleh diberikan penambahan seperti susu formula.

"Namun kita harapkan ibu dapat menyusui bayinya itu sampai 2 tahun. Setelah itu apabila mau diberikan makanan tambahan sudah boleh, karena daya tahan tubuh anak sudah mulai kuat," katanya.

Editor: Yudha