Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemilihan Ketua OSIS di SMAN 1 Singkep Bak Pemilihan Umum
Oleh : Redaksi
Rabu | 24-10-2018 | 09:28 WIB
suara-osis.jpg Honda-Batam
Siswa SMAN 1 Lingga saat melakukan pemungutan suara untuk pemilihan Ketua OSIS secara langsung. (Foto: Nurjali)

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Pemilihan Ketua OSIS di SMAN 1 Singkep, Kabupaten Lingga digelar secara langsung layaknya Pemilihan Umum (Pemilu). Ini, salah satu cara pihak sekolah mengaplikasikan pendidikan demokrasi kepada siswa-siswi.

Humas SMAN 1 Singkep, Mariono menyampaikan, pemilihan Ketua OSIS yang dilakukan secara langsung itu diikuti tiga pasangan calon (Paslon) dengan keterwakilan perempuan. Mereka, Afilia Darmayanti-Suhardiman, Wulandari-Nadia Franela dan Moch Legawa-Allit Albandika.

Menurutnya, pemilihan Ketua OSIS secara langsung itu merupakan penerapan demokrasi yang dimulai dari sekolah. SMAN 1 Singkep ingin mengaplikasikan pendidikan demokrasi di sekolah sebagai pendidikan politik bagi anak-anak usia sekolah.

Selain itu, kegiatan tersebut sebagai bagian dari simulasi Pemilihan Umum (Pemilu) bagi anak-anak sekolah yang masih minim tentang informasi pengetahuan Pemilu.

Kondisi politik yang selama ini menakutkan dan mendapat penilaian negatif, bagi sebagian orang karena praktek politik yang kurang baik diharapkan dapat dievaluasi di tingkat anak sekolah. "Kita juga ingin mengenalkan sistim politik yang baik di era demokrasi ini karena politik itu, pencitraan dari demokrasi yang tidak dapat dilepaskan," katanya, Senin (22/10/2018), seperti dikutip situs resmi Diskominfo Kepri.

Kegiatan yang diawali dengan masa kampanye tersebut, dilanjutkan dengan pembagian surat suara dan masa pencoblosan di kotak suara yang dilaksanakan di sela-sela waktu istirahat tanpa menganggu jam pelajaran. Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah, siswa lebih dapat memahami tentang demokrasi di lingkungan sekolah.

Selain itu, siswa dapat belajar tentang kepemimpinan dan penerapan sistem demokrasi yang dimulai dari sekolah. Sehingga anak-anak di SMA yang sebagian dari mereka telah memiliki hak suara, dapat mencerna kegiatan tersebut dan memaknai sistem demokrasi di Indonesia dengan memberikan pendidikan politik yang baik di kalangan masyarakat.

Editor: Gokli