Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Anwar Ibrahim Maafkan Mahathir Meski Dia Tak Minta Maaf
Oleh : Redaksi
Kamis | 04-10-2018 | 12:04 WIB
an-ib.jpg Honda-Batam
Datuk Seri Anwar Ibrahim. (APpic)

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mengatakan dia telah sepenuhnya memaafkan Mahathir Mohammad meski perdana menteri Malaysia itu tak pernah meminta maaf secara langsung kepadanya.

"Saya tidak pernah meminta dia (Mahathir) meminta maaf. Saya selalu tegas bahwa saya merasa puas dengan sikap dan kesiapannya bekerja dengan saya. Lupakan masa lalu dan melihat ke depan," kata Anwar kepada wartawan seperti dikutip The Straits Times, Rabu (3/10/2018). "Anda atau mungkin BBC yang sebenarnya menuntutnya permintaan maaf."

Tak hanya Mahahtir, Anwar bahkan mengaku telah memafkan mantan PM Najib Razak. Mahathir dan Najib merupakan dua lawan politik Anwar yang pernah menjebloskannya ke penjara dan menjegal karir dia di pemerintahan.

"Saya katakan saya telah memaafkan dia (Mahahtir), bahkan Najib secara personal. Meski begitu, Najib tetap harus menghadapi masalah soal penyalahgunaan dana publik-ini hal yang berbeda," ucap Anwar.

"Tapi menurut saya, hubungan dengan Mahathir, tidak perlu disamakan karena dia berkomitmen terhadap agenda reformasi. Dia telah merangkul saya sebagai mitra dalam membawa agenda reformasi. Itu sudah cukup."

Pernyataan itu diutarakan Anwar menanggapi pernyataan Mahathir saat diwawancarai BBC HARDtalk pada Selasa (2/10) lalu.

Dalam wawancara itu, Mahathir membantah pernah meminta maaf terhadap Anwar setelah memecatnya sebagai wakil PM dan menjebloskan dia ke penjara pada 1998 lalu.

"Saya tidak pernah mengatakan (maaf), orang lain yang mengatakan itu atas nama saya karena mereka ingin saya meminta maaf," ujar Mahathir. "Saya tidak pernah meminta maaf secara resmi kepadanya (Anwar)."

Relasi Anwar dan Mahathir bisa dibilang sangat kompleks. Anwar pernah menjadi wakil PM era Mahathir 1993-1998 sebelum akhirnya dipecat.

Tak lama setelah itu, Mahathir menjebloskan Anwar ke penjara. Saat itu, Anwar dituding korupsi dan melakukan tindak pidana sodomi.

Mahathir pun mengakui bahwa dirinya yang berperan menjebloskan mantan wakilnya itu ke dalam bui.

Setelah cukup lama berseteru, relasi Anwar dan Mahathir mulai menghangat terutama ketika keduanya sepakat bergabung dalam koalisi Pakatan Harapan untuk mengalahkan pemerintahan mantan PM Najib Razak dan koalisinya Barisan Nasional yang dinilai korup.

Pada pemilu Mei lalu, Anwar dan Mahathir sepakat untuk bersatu melawan Najib. Mahathir, yang ditunjuk sebagai ketua Pakatan Harapan, berjanji akan membebaskan Anwar jika menang pemilu.

Saat itu, Mahathir juga bersumpah akan menyerahkan jabatannya kepada Anwar tak lama setelah pria 71 tahun itu kembali menjadi anggota parlemen Malaysia.

Sumber: Republika
Editor: Dardani