Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PSSI Sudah Menjadi Public Enemy

PSSI Dituduh Palsukan Surat FIFA
Oleh : Taufik/Tunggul Naibaho
Senin | 17-01-2011 | 07:10 WIB
nugraha_besoes.jpg Honda-Batam

Sekjen PSSI Nugraha Besoes. (Foto: Ist).

Batam, batamtoday - PSSI nampaknya sudah jadi public enemy. Apa saja yang PSSI lakukan sekarang ini tidak pernah lepas dari sorotan publik, suatu hal yang tadinya tidak pernah terjadi.

Setelah kisruh soal LPI (Liga Primer Indonesia), dugaan korupsi di PSSI, kini soal dugaan pemalsuan surat FIFA yang dilakukan PSSI.

Seperti diketahui, Sekjen PSII Nugraha Besoes dalam jumpa pers pekan lalu 11 januari 2011 di Jakarta  mengatakan bahwa PSSI telah menerima surat balasan dari FIFA, terkait laporan PSSI mengenai kompetisi LPI yang dinilai PSSI ilegal.

Dalam jumpa pers tersebut Nugraha menyatakan akan memberikan sanksi kepada LPI setelah mendapat surat balasan dari FIFA, yang dikirimkan FIFA lewat faximile.

Rupanya diam-diam masyrakat pencinta bola baik facebooker maupun jejaring sosial lainya  mencermati pernyataan Nugraha Besoes tersebut, lalu mereka menganalisis bentuk dan isi surat balasan dari FIFA tersebut. Kesimpulanya, masyarakat ragu bahwa itu adalah surat asli dari FIFA. Mereka menduga keras kalau PSSI telah memalsukan surat FIFA.

Keraguan tersebut beralasan, karena surat dikirim PSSI pada tanggal 10 Januari, namun langsung berbalas pada tanggal 11 Januari keesokan harinya.

Juru bicara LPI, Abi Hastanto, menilai sangat janggal FIFA begitu cepat membalas surat PSSI. Karena dibanding dengan kasus ricuh kepemimpinan PFF (PSSI-nya Filipina) dengan kasus LPI, jelas lebih urgen kasus PFF. Namun surat Sekjen PFFyang dikirim per tanggal 6 Desember 2010 baru dibalas oleh FIFA tanggal 20 Desember 2010, sekitar 2 minggu lamanya.

Lalu. surat balasan yang berjumlah dua lembar tersebut, pada lembar terakhirnya hanya berisi tandatangan Sekjen FIFA, hal ini dirasa ganjil. Biasanya paragraf terakhir ditarik ke halaman ke-2, guna menghindari penyalahgunaan tandatangan.

Selain itu adalah soal penerapan grammer dari surat balasan FIFA tersebut, terlihat sekali kalau surat balasan telah ditulis oleh orang yang bahasa inggrisnya pas-pasan yang rasanya hal itu ditulis FIFA.

Seorang facebooker bernama Bathur seperti dirilis Kompas menontohkan kalimat penutup dalam surat balasan tersebut yang berbunyi, "We thank you for your cooperation" atau versi Indonesia-nya "Terima kasih atas kerjasamanya".

"Gaya kalimat tersebut sangat "Indonesia banget". tulis Bathur.

Saya sudah membaca belasan contoh surat dari FIFA yang diterbitkan selama tahun 2010, tidak ada satu pun yang ditutup dengan kalimat persis seperti di atas, kata Bathur.

Kalaupun ada kata "kerjasama/cooperation" biasanya tidak sependek itu, dan biasanya akan ditulis seperti ini, "We thank you for taking note and your valuable cooperation in this matter" atau "We would like to thank you once again for your attention to the above and for your cooperation" atau "We thank you for taking note and for your valuable cooperation".

"Kata-kata "taking note" dan "attention" lebih ditekankan dan tidak pernah ketinggalan mengiringi kata "cooperation"," tulis Bathur pada bagian lain.

Contoh lain adalah, penggunaan kata "Sincerely yours" dan bukan "Yours Sincerely".

Boleh dicek semua surat dari FIFA selalu ditutup dengan "Yours Sincerely" karena bentuk ini bersifat formil dan biasa digunakan dalam British English.

"Sincerely yours" lebih banyak digunakan di Amerika dan lebih bersifat informil atau ada unsur keakraban antara pengirim dan penerima surat.

Hal mencolok lain adalah penulisan kepanjangan FIFA yang berada di atas tanda tangan Sekjen FIFA. Dalam surat balasan yang diduga palsu tersebut tertulis, "FEDERATION INTERNATIONALE FOOTBALL ASSOCIATION"

Hal itu berbeda sekali dengan surat FIFA yang biasanya, di atas tandatangan Sekjen tertulis, FEDERATION INTERNATIONALE DE FOOTBALL ASSOCIATION".

Perhatikan ada kata "DE" sebelum kata FOOTBALL ASSOCIATION. Semua surat FIFA yang saya baca tidak pernah kelupaan mencantumkan kata "DE", tandas Bathur.