Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Salah Satu Pilar Penyangga Berpotensi Runtuh

Baru Selesai Dibangun, JPO Tembesi Sudah Rusak
Oleh : Gokli/Dodo
Sabtu | 28-01-2012 | 14:24 WIB
JPO-Pilar.gif Honda-Batam

Pilar penyangga jembatan penyeberangan orang di Tembesi yang tampak rapuh dan berpotensi runtuh. (Foto: Gokli/batamtoday).

BATAM, batamtoday - Jembatan penyebrangan orang (JPO) Tembesi Top100 kian mengkhawatirkan, pasalnya bangunan yang dibangun dengan alokasi anggaran dari Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kepri ini sudah banyak yang rusak, mulai dari pilar penyangga yang mulai runtuh dan batu bata berserakan di bagian atap.

Proyek Dinas Perhubungan Provinsi Kepri ini dikerjakan oleh PT Elkana dan PT Bharata Mitra Pratama, dengan konsultan pengawas PT Studian Tata Dinamika berdasarkan surat  penunjukan penyedia jasa bernomor 25/HUB/SP/VIII/2011 tertanggal 16 Agustus 2011, dengan jangka waktu pengerjaan selama 120 hari kalender.

Proyek yang menelan biaya sebesar Rp2.608.856.900 ini dipergunakan untuk pembangunan dua JPO, yakni di lokasi Mukakuning dan lokasi Tembesi. Pembangunan kedua JPO ini tergolong molor, sehingga pengerjaanya dihentikan meskipun belum tuntas 100 persen seperti yang diharapkan. 

Selain bermasalah dengan waktu yang molor, JPO yang ada di lokasi Tembesi Top100 juga menuai banyak kritikan, karena lokasi tersebut dinilai belum padat penduduk. 

Sekarang ini timbul permasalahan baru, dimana salah satu pilar penyangga sudah mulai runtuh dan juga di bagian atap banyak batu bata yang berserakan. Otomatis pengguna jalan atau pengendara yang melintas merasa khawatir dan was-was setiap kali melintasi daerah tersebut. 

"Kita takut batu yang berserakan di atas jatuh, dan juga pilar yang mulai runtuh," ujar Setiawan, warga Tembesi yang setiap harinya melintas di jalan tersebut. 

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kepri, Muramis, mengatakan, pembangunan JPO tersebut sudah dihentikan lantaran kontraktor tidak tepat waktu. 

"Pembangunannya sudah dihentikan sementara, dan akan dilanjutkan bulan Juni 2012 dengan biaya APBD-P," kata Muramis saat ditemui di Batuaji, Sabtu (28/1/2012). 

Muramis juga mengatakan, Dishub Kepri hanya pelaksana, sementara penentuan titik lokasi merupakan usulan dan kajian dari pemerintah kota, sehingga dia menolak berkomentar dengan kritikan masalah lokasi yang kurang tepat. 

"Kita hanya melaksanakan, kajian dan gambar dari pemerintah kota yang sudah disetujui," ujar Muramis. 

Sementara masalah banyaknya batu bata yang berserakan di bagian atap JPO Tembesi, Muramis mengatakan, kalau dirinya sudah menghubungi kontraktor dan juga konsultan pengawas supaya segara dibersihkan. 

"Masalah itu saya sudah menghubungi kontraktor dan konsultan pengawas lewat telephon supaya segera dibersikan," terang Muramis saat menghadiri Bakti Sosial LKKS di RSUD Embung Fatimah, Batam.