Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gejolak Karyawan PT Unisem

SP Ancam Aksi Susulan Jika Tuntutan Tak Diakomodir
Oleh : Yoseph Pencawan
Rabu | 25-01-2012 | 14:09 WIB

BATAM, batamtoday - Tiga Serikat Pekerja (SP) yang ada di PT Unisem Indonesia mempersiapkan aksi susulan jika tuntutan upah sundulan tidak diakomodir pihak manajemen perusahaan.

"Tidak tertutup kemungkinan akan ada aksi selanjutnya," ungkap Sayiful Badri, Ketua DPC Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Batam.

Hal itu merupakan salah satu pilihan yang akan dilakukan SPSI bersama dengan organisasi pekerja lainnya, yakni Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI) dan Serikat Pekerja Setia Kawan (SPSK).

Ketiganya sudah melakukan perundingan untuk membahas tuntutan upah sundulan yang dilayangkan SPMI dengan menggelar unjuk rasa kemarin.

Diberitakan sebelumnya, tiga serikat buruh di PT Unisem sudah sepakat menuntut upah sundulan ke pihak manajemen sebesar Rp222 ribu dan diberikan secara merata kepada seluruh karyawan di perusahaan itu.

Namun bila pihak manajemen tidak bersedia mengakomodir tuntutan tersebut, kata Syaiful, terbuka peluang ketiganya akan melakukan aksi susulan dan penambahan tuntutan lainnya ke pihak manajemen perusahaan.

Jika aksi susulan itu terjadi, sangat berkemungkinan aksi tersebut jauh lebih besar dibanding aksi sebelumnya yang hanya dilakukan SPMI dan akan berdampak serius terhadap operasional perusahaan.

Dari sekitar 2800 orang karyawan PT Unisem, 800 orang diantaranya adalah anggota SPSI, SPMI punya 400 anggota dan dari SPSK sekitar 700 orang.

"Tuntutan upah sundulan masih agak lemah karena tidak ada aturannya, tetapi komponen upah dan tunjuangan lainnya di PT Unisem masih banyak kelemahannya," jelas Syaiful.

Persoalan lain yang akan diminta kejelasan dari pihak manajemen adalah soal kebijakan pengurangan karyawan.

Menurutnya, pihak manajemen PT Unisem sudah mengumumkan pembolehan kepada karyawan yang ingin mengundurkan diri dengan status di-PHK, dengan kata lain diberikan uang pesangon sesuai aturan.

Pihak manajemen, disebutnya mempersiapkan pengurangan karyawan hingga 277 orang.

Serikat pekerja ingin mempertanyakan kebijakan itu, apakah untuk melakukan efesiensi atau ada alasan lain.

"Sementara ini kami melihatnya itu salah satu upaya tersembunyi manajemen untuk mengurangi aktivis-aktivis serikat pekerja di perusahaan," sambungnya.