Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menelusuri Pungli di Lapas Kelas IIA Batam (Bag II)

Tamping Siap Galang Setoran untuk Oknum Petugas
Oleh : Tim
Sabtu | 21-01-2012 | 11:14 WIB
tamping.jpg Honda-Batam

Tahanan. Foto:Ilustrasi

BATAM, batamtoday -  "Siapa Berduit Sejahtera", kata-kata itu merupakan slogan hukum rimba yang masih berlaku di  Lapas kelas II A Tembesi. Meskipun anggota DPRD Provinsi Kepri, awal bulan ini telah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) terkait mafia di Lapas, namun tetap saja hukum rimba itu berlaku. Seperti sebuah keharusan, dan sulit membayangkan kerasnya persaingan antar tahanan.

 

Lebih jauh penelusuran yang dilakukan batamtoday di Lapas kelas II A Tembesi dimana pada tulisan pertama kami mengupas persoalan pungutan liar (Pungli) petugas lansung ke pembesuk, pada edisi kali ini, kami akan mengulas permasalahan "Tamping".

Tahanan Pendamping atau yang akrab disebut Tamping merupakan tanahan yang diperkerjakan dengan kebebasan tertentu. Tamping ini sendiri dapat dengan leluasa bergerak dan menghirup udara segar, keluar masuk sel, tidak seperti tahanan lainya yang sangat dibatasi. Untuk menjadi seorang Tamping di Lapas Kelas IIA Batam ternyata ada syaratnya. 

"Bayar Rp1 sampai Rp2 juta sudah dapat leluasa tahanan ini. Tidak bayar juga bisa, jadi Tamping dengan syarat disegani semua tahanan disini," ujar sumber batamtoday di Lapas Kelas IIA Batam.

Seorang Tamping biasanya memiliki keistimewaan tersendiri. Biasanya mereka memiliki kaki tangan yang siap disuruh kapanpun. Dibanding dengan tahanan umumnya, seorang yang dijadikan Tamping juga mendapat tugas khusus di Lapas. Kenikmatan lain menjadi Tamping, bila malam badan terasa pegal, dapat menunjuk tahanan di bloknya untuk memijat. Dan hidup bagaikan raja kecil yang dapat mengatur tahanan lainnya.

"Tamping itu harus mempunyai aktifitas tersendiri, berbeda dengan tahanan lainya misalnya membersihkan kantor yang diatas tiap pagi," cerita sumber itu.

Yang menarik, ternyata seorang Tamping juga memiliki peran besar dalam penggalangan upeti untuk oknum Petugas Lapas. Mereka ditugasi untuk mengumpulkan "sesajen" berupa duit dari para tahanan untuk selanjutnya diserahkan ke oknum Petugas. Meski tidak jelas benar perintah tersebut, namun menjadi sebuah keharusan bagi seorang Tamping untuk memberikan setoran saat diminta tiba-tiba.

"Biasanya Tamping selalu dapat jatah baik makanan maupun duit dari para tahanan yang habis dibesuk keluarganya, namun khusus untuk duit, tidak diambil keseluruhan karena sebagian dikumpulkan untuk disetor ke Sipir," kata sumber itu lagi.

Jabatan Tamping menjadi ladang basah bagi tiap tahanan di lapas ini. Karenanya, posisi ini selalu diperebutkan. Pertarungan demi pertarungan terus terjadi antar tahanan demi sebutan Tamping. Akhirnya seorang Tamping harus bekerja ekstra keras untuk tetap disegani. Seperti hukum rimba, raja kapan saja bisa binasa karena ancaman terus muncul dari para penghuni baru.

"Ya kalau mau terus jadi tamping harus terus di segani, siapa yang tunduk habis diinjak, melawan ada peluang bertahan karena akan disegani,"katanya sembari menunjuk salah seorang tamping yang sedang menyuruh kaki tanganya.

Ketika batamtoday sedang asik dengan obrolan tersebut tiba-tiba seorang petugas mendekat. Hampir saja pembicaraan kami terdengar. Keberuntungan ternyata masih hinggap di Kami dan pembicaraan pun terpaksa beralih ke topik lain. (Bersambung)