Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

20 Tahun Reformasi, Telah Memunculkan Ketegangan Ideologi
Oleh : Irawan
Selasa | 29-05-2018 | 12:05 WIB

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan selama 20 tahun reformasi, ada mandat yang diajukan para generasi muda saat itu yang sudah terjadi, di antaranya perbaikan sistem, dan amandemen konstitusi. Tetapi ada yang masih diabaikan, yakni masalah perbaikan instituti-institusi negara, yang masih menyimpan banyak lubang.

"Katakanlah lubang ideologi, tensi politik aliran, ketegangan antara kelompok, SARA dan sebagainya. Bukannya pemerintah itu hadir untuk menambal lubang-lubang itu, sehingga bangsa ini selesai secara ideologis. Ini malah dia datang merobek-robek lubang itu," kata Fahri saat memberikan sambutan di acara Urun Rembug Alumni UI dengan dengan tema 'Mencari Pemimpin Baru Bangsa, Quo Vadis Reformasi Kini' yang digelar di rumah dinas Fahri di bilangan Senayan, Jakarta, Senin (28/5/2018).

Bahkan, lanjut politisi dari PKS itu, pemerintah malah membuat orang makin bertengkar. Belum lagi memunculkan gerakan-gerakan ideologia baru, seperti 'Saya Pancasila', 'Saya Indonesia', yang dipakai untuk mendeskreditkan orang lain, seolah-olah orang lain itu tidak Pancasila, dan bukan Indonesia.

"Dan kita tau, seponsor dari gerakan-gerakan ideologis baru ini adalah orang yang sebenarnya bukan hidup di Indonesia, dan jati dirinya bukan orang Indonesia. Apalagi kalau kita bilang dia aktivis, tetapi dalam kenyataannya tidak pernah memikirkan bangsa dan tiba-tiba bikin banner besar-besar 'Saya Pancasila', 'Saya Indonesia'. Sehingga kalau muncul ketegangan sekarang, ya karena itu," katanya.

Termasuk partai politik saat ini, masih menurut Fahri, ditiadakan makna dan perannya, bahkan diadu domba. Terakhir yang paling menyakitkan adalah presidential threshold (ambang batas untuk pencalonan presiden) di Pilpres 2019.

"Di saat pak Yusril sedang mengajukan judicial revew, dan kita sudah menetapkan presidential threshold supaya calonnnya banyak, 0 persen. Dipaksa sama dia (pemerintah) menjadi 20 persen untuk mempersempit kandidat yang bakal pertarung di Pilpres 2019 nanti," bebernya.

Lanjut Fahri, dengan presidential threshold 0 persen, akhirnya kandidat itu mau dipersempit, dan bahkan agar kandidatnya cuma satu. Untuk memuluskan niatnnya itu, lanjut anggota DPR dari Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, lawan-lawan mau dirangkul dan kalau tidak mau maka akan dipecah supaya hanya satu kandidat calon presiden (capres).

"Yang saya bilang, otak kosong lawan kotak kosong," sindir Fahri Hamzah.

Acara Urun Rembug Alumni UI yang dibarengi dengan buka puasa bersama itu, juga dihadiri para senior dari UI, di antaranya mantan Mensesneg yang juga Ketua Umum PBB Yusril Ihzamha Mahendra, mantan Menaker Fahmi Idris, Rama Pratama, dan budayawan Taufik Ismail dan Ridwan Saidi dan lainnya.

Editor: Surya